REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO – Nasib petani yang tidak pernah diuntungkan, mendapat perhatian kalangan mahasiswa di Kota Purwokerto.
Puluhan mahasiswa yang menamakan diri Gerakan Mahasiswa Peduli Pertanian (GMPP), menuntut pemerintah untuk lebih menunjukkan keberpihakannya pada petani. Salah satunya dengan menghentikan impor produk-produk pertanian impor.
Desakan itu disampaikan para mahasiswa dalam aksi yang digelar di depan kampus Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Senin (26/9). ''Pemerintah harus meninjau kembali kebijakan perdagangan bebas untuk produk-produk pertanian. Dengan cara ini, maka petani kita akan bisa hidup,'' kata Koordinator Aksi, Prayogo Dwi Jatmiko.
Dia menyebutkan, dengan menyerahkan kebijakan pemenuhan kebutuhan produk-produk pertanian pada perdagangan bebas, maka secara tidak langsung pemerintah telah membunuh harapan hidup petani.
Bahkan bukan itu saja, pemerintah secara tidak langsung telah menyerahkan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia pada spekulan-spekulan produk pertanian yang hanya dilandasi motif untuk mencari untung.
''Karena itu, kita mendesak pemerintah untuk meninjau kembali kebijakannya dalam hal produk pertanian. Kita menuntut agar impor-impor produk pertanian dari luar negeri agar dihentikan,'' tegas Prayogo.
Dalam aksi tersebut, para mahasiswa juga menuntut pemerintah agar merevisi Undang-Undang Nomor 12 tahun 1992 tentang Sistem Budi Daya Tanaman yang mengkriminalkan petani. Mereka juga menuntut pemerintah konsisten melaksanakan reformasi agraria yang menjamin distribusi lahan untuk petani.