Senin 26 Sep 2011 09:37 WIB

Belasan Ribu TKI Asal Jawa Tengah Siap Diberangkatkan

Rep: Qommarria Rostanti / Red: Chairul Akhmad
Petugas dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), menunjukkan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri(KTKLN).
Foto: Antara/Ujang Zaelani
Petugas dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), menunjukkan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri(KTKLN).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Sebanyak 19.610 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Jawa Tengah siap diberangkatkan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 17.577 berasal dari kaum perempuan, sedangkan 2.033 lainnya dari kaum laki-laki.

"Jumlah tersebut sudah pasti beramgkat," ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan (Disnakertransduk) Provinsi Jawa Tengah, Edison Ambarura, di Semarang, Senin (26/9).

Berdasarkan data dari Disnakertransduk Jawa Tengah, total jumlah tenaga kerja yang terdaftar di kabupaten/kota sebanyak 54.065 orang. Terdiri dari 41.435 tenaga informal dan 12.630 tenaga kerrja formal.

Edison mengatakan beberapa daerah di Jawa Tengah yang banyak warganya memilih jadi TKI yakni Cilacap, Brebes, Kendal, dan Banyumas. "Dari Banyumas sendiri sebanyak 6.099 orang," ucap Edison.

Negara-negara yang banyak menjadi tujuan dari TKI asal Jawa Tengah diantaranya Malaysia, Singapura, Taiwan, dan Hongkong. Edison menjelaskan ada beberapa negara yang terkena moratorium dari pengiriman TKI ini. "Yang kena moratorium Malaysia, Arab Saudi, Kuwait dan Yordania," katanya.

Akibat adanya moratorium ini, pengiriman TKI ke negara-negara tersebut dihentikan. Kepala Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Jawa Tengah, AB Rachman, mengatakan sejak Januasi 2011 lalu sudah tidak ada pengiriman ke Arab Saudi. "Belum ada kesepakatan gaji tenaga kerja," ujarnya.

Untuk masalah upah dijelaskannya lebih banyak menimpa TKI mandiri. Saat kembali ke Indonesia beberapa majikan menahan upah mereka sebagai jaminan kembali bekerja. "Sementara setelah pulang ke negaranya biasanya beberapa TKI memilih untuk tidak kembali dan mengadukan masalah penahanan upah tersebut," ucapnya.

Dirinya menjelaskan ada beberapa negara yang sudah meningkatkan upahnya. Negara tersebut antara lain yakni Hongkong. Dimana upah meningkat sekitar 124 dolar Hongkong perbulan. Negara lain yang juga meningkatkan upah pekerjanya adalah Singapura dimana dari 380 dolar Singapura perbulan menjadi 450 dolar Singapura. Bahkan, lanjutnya, banyak TKI yang menerima di atas 500 dolar Singapura per bulan. "Peningkatan jumlah, baik TKI maupun upah otomatis mendongkrak pengiriman uang dari luar negeri," ujarnya.

Selama lebaran kemarin, jumlah pengiriman uang dari luar negeri atau remitansi untuk Jawa Tengah mencapai Rp 829 miliar. Jumlah tersebut mencakup pengiriman uang yang dilakukan melalui jasa perbankan. Sementara yang melalui agen tertentu sekitar 30 hingga 40% dari total pengiriman.

Meski begitu, dirinya tak menampik jika hingga saat ini masih ada tenaga kerja asal Jawa Tengah yang bekerja di Arab Saudi. Jumlah TKI sendiri dijelaskannya terus meningkat. Data yang ada di BP3TKI Jawa tengah menyebut hingga Juli 2011 jumlah TKI Jateng yang mengadu nasib ke 36 negara sebanyak 63 ribu orang. Kondisi itu lebih banyak dibanding selama 2010 dimana jumlah TKI adalah 53 ribu orang.

"Peningkatan tersebut menjadi keprihatinan tersendiri mengingat kondisi itu bisa menjadi gambaran bahwa negara kita belum bisa menyediakan lapangan kerja yang layak bagi warganya," jelasnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement