REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemimpin Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Nusron Wahid, mengutuk serta mengecam aksi pengeboman yang terjadi Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Solo, Jawa Tengah, pukul 10.55 WIB pagi tadi.
"Aksi tersebut merupakan aksi biadab dan tidak bermoral," kata Nusron, di gedung Pimpinan Pusat GP Ansor, Ahad (25/9).
Menurut Nusron, insiden yang menyebabkan dua orang korban tewas ini telah melukai makna kebhinekaan di Indonesia. Tak hanya itu, kejadian tadi juga dinilai Nusron membuat rasa takut bagi umat beragama untuk beribadah. "Apalagi, terjadinya di hari Minggu, di mana semua umat beragama Kristen melakukan misa," ujarnya.
Nusron mengatakan aksi bom bunuh diri yang terjadi pagi ini telah merobek-robek komitmen Pancasila, dengan menggunakan motif radikalisasi agama. "Kita wajib memerangi segala sesuatu yang menggunakan instrumen agama untuk membuat kekisruhan," katanya.
Ia pun meminta Presiden Republik Indonesia untuk berani menyatakan perang atas tindakan radikal seperti ini, terlebih untuk hal-hal yang mengatasnamakan agama. "Negara tidak boleh memihak, bahkan melindungi mereka yang terlibat dalam jaringan terorisme ini," kata Nusron.
Ia bahkan mengungkapkan, Pemerintah Republik Indonesia dinilai gagal dalam melindungi, dan menjamin kebebasan masyarakat dari rasa takut. "Saya minta pemerintah dapat bertindak tegas, dan mengembalikan kepercayaan diri rakyat, agar tak perlu takut. Jangan sampai negara juga malah takut," tandasnya.