Ahad 25 Sep 2011 17:56 WIB

Aparat Mengaku Kesulitan Antisipasi Aksi Teroris

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto mengakui aparat keamanan kesulitan dalam memantau gerakan kelompok teroris, karena perubahan pola komunikasi di antara mereka.

"Pola komunikasi teroris berubah, sehingga waktu ledakan, yang disiapkan pelaku, tak dapat diketahui dengan mudah. Untuk menentukan kapan, jam berapa, di mana, mereka dulu menggunakan alat komunikasi yang bisa kami ikuti. Tapi, sekarang, karena pengalaman, mereka tidak lagi menggunakan itu?" katanya di Jakarta pada Ahad (25/9).

Menko Polhukam menegaskan, pola komunikasi berubah itu membuat aparat sulit menjejaki dan mengantisipasi gerakan yang akan dilakukan teroris.

Namun, kata Djoko, aparat kepolisian, Badan Intelijen Negara terus bekerja tanpa henti untuk mengetahui setiap pergerakan teroris. Aparat juga selalu berusaha menghubungkan potongan rangkaian kejadian bom, termasuk yang terjadi di Cirebon dan di tempat lain.

"Tadinya, mereka memakai 'handphone', 'E-mail', untuk melakukan tindakan seperti itu dan itu mudah dilacak?" kata Djoko.

"Sekarang tidak. Mungkin dengan lisan atau apa. Tidak mungkin anggota kami menempel setiap orang di masyarakat," kata Djoko.

Terkait dengan itu, Menko Polhukam minta seluruh unsur masyarakat terus meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran sosial terhadap setiap tindakan, yang mengarah pada terorisme. "Karena masih ada seseorang atau sekelompok orang, yang merelakan dirinya untuk tujuan tidak jelas," katanya.

Karena itu, tambah Djoko, seluruh unsur masyarakat tidak lengah dan terus berkoordinasi dengan aparat dalam mengantisipasi setiap tindakan mengarah pada terorisme. "Syukur-syukur kita bisa mengantisipasi yang akan terjadi di depan mata," katanya.

Bom bunuh diri terjadi pada pukul 10.55 WIB di depan gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Solo, Jawa Tengah, seusai misa. Djoko mengatakan satu korban tewas akibat bom bunuh diri tersebut, yakni pelaku, dan seorang anggota jemaat gereja itu, yang terluka akibat bom, meninggal di rumah sakit Dr Oen.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement