REPUBLIKA.CO.ID, CILEGON – Aliran listrik untuk kawasan Suralaya-Cilegon dan seluruh jaringan Jawa-Bali dipastikan tidak akan terganggu menyusul meledaknya conveyor supply (mesin pengangkut material) batu bara unit VIII milik Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya, Kota Cilegon, Provinsi Banten, Rabu (21/9) malam.
Staf bagian operasional PT Indonesia Power UBP PLTU Suralaya, Heriyanto mengatakan, terdapat sebuah sistem jaringan yang secara otomatis memutus aliran listrik jika terdapat konsleting dari unit suply batubara tersebut.
“Ledakan itu tak mengganggu jaringan listrik sama sekali, hanya membuat unit VIII supply batubara PLTU Suralaya gelap gulita saja,” kata Heri.
Humas PLTU Suralaya Joko Santoso, saat dihubungi melalui telepon mengaku belum mengetahui adanya ledakan di tempat kerjanya. "Saya belum tahu kalau di PLTU Suralaya ada ledakan," kata Joko.
Ledakan di PLTU Suralaya Senin (21/9) malam merupakan insiden kedua selama satu tahun terakhir. Pada Ahad (28/11) tahun 2010, sebuah travo di unit III PLTU Suralaya Cilegon juga meledak.
Saat itu, sejumlah wilayah di Jawa Barat, Banten, dan sebagian Pulau Jawa, mengalami pemadaman bergilir lantaram pasokan listrik dari PLTU Suralaya menurun 3.400 megawatt.