REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Luas kekeringan di Indonesia bertambah. Demikian juga luasan kerusakan lahan yang timbul akibat bencana kekeringan. Data terakhir yang dihimpun Republika, Jumat (16/9) dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian menunjukkan kekeringan sudah mencapai 84.365 hektare (ha) yang mengakibatkan puso 2.929 ha.
Luasan kekeringan tersebut meningkat dari data terkahir Januari – Juli 2011, sebesar 73.703 hektare (ha) dan puso sebanyak 2.089 ha. Dijen Prasarana Sarana Kementan Sumardjo Gatot Irianto mengiyakan terjadi peningkatan luas kekeringan.
Provinsi terluas yang mengalami kekeringan adalah Sulawesi Selatan seluas 27.889 ha yang mengakibatkan puso seluas 1.490 ha. Berikutnya menyusul Jawa Barat (25.949 ha dan puso 37 ha), Nangroe Aceh Darussalam (10.403 ha dan puso 143 ha), Jawa Timur (3.842 ha dan puso 623 ha), Jawa Tengah (3.648 ha dan puso 39 ha).
Selanjutnya Sumatera Barat (2.486 ha dan puso 278 ha), Jambi (2.296 ha dan puso 137 ha), serta Riau (1.400 ha dan puso 10 ha). Dirjen Prasarana dan Sarana Kementerian Pertanian Sumardjo Gatot Irianto mengakui terjadi perluasan kekeringan. “Saya terus menyampaikan agar pemerintah di provinsi dan kabupaten terus mendata luasan puso akibat kekeringan,” ungkapnya saat dihubungi Republika, Jumat (16/9).
Kemarau, lanjutnya menyebabkan program pengembangan padi terganggu, contohnya dari jenis padi System of Rice Intensification (SRI). Hal tersebut akibat kondisi kekurangan air. Kementan, lanjutnya mengoptimalkan sistem pengairan sehingga target dalam pengembangan SRI sekitar 11,9 ribu ha(2011) dan mencapai 150 ribu ha (2012) tak terganggu.