REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Buku Testimoni Antasari Azhar untuk Hukum dan Keadilan hanya ditulis dalam jangka waktu tidak lebih dari satu bulan. Penulis buku, Servas Pandur, mengungkapkan untuk menulis inti pemikiran Antasari, dia melakukan wawancara dari tujuh-delapan kali.
Sebagai penulis, Servas mengaku berusaha mengambil benang merah dari pengalaman-pengalaman yang ada dalam hidupnya dengan pendiri Indonesia sehingga dapat diintisarikan menjadi sebuah buku.
"Eksplor dulu pengalaman beliau. Dicari benang merah, lembaga seperti apa. Cross cek termasuk pemikiran-pemikiran beliau," ungkap Servas usai bedah buku Antasari Azhar di aula Universitas Al Azhar, Jakarta, Kamis (15/9).
Servas menjelaskan buku ini bertujuan untuk mencari format bagaimana keadilan seharusnya ditegakkan di tengah bangsa ini. "Saya kira pendiri negara seperti Mohamad Hatta dan Soekarno juga berupaya untuk menemukan formatnya itu, dan dalam prkteknya memang banyak tantangan terutama aspek kelembagaan dan segala macam,"ujarnya.