REPUBLIKA.CO.ID,KUTA--Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) akan mencanangkan program "Bersepeda di Kampus" di lima perguruan tinggi negeri sebagai upaya mencapai target pengurangan emisi karbondioksida dan pemanasan global. Asisten Deputi Urusan Peningkatan Peran Organisasi Kemasyarakatan KLH Dodo Sambodo seusai membuka peresmian kampanye "Indonesia Bersepeda" menyambut konferensi Tunza, di Kuta, Bali, Rabu mengatakan, kelima PT itu adalah, ITB, UI, Unair, IPB, dan Udayana.
"Program ini sudah berjalan sejak tahun 2000 lalu yang kami pilih adalah kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogjakarta sebagai pilot project," katanya.
Dia menjelaskan, pada angkatan tahun 2000, UGM memiliki larangan menggunakan kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat di lingkungan kampus. "Project yang dilakukan di UGM ini paling tidak, jika 1.000 kendaraan bermotor digantikan 1.000 sepeda gayung atau kalau 100 mobil juga diganti sepeda, maka akan ada penghematan bensin 500 liter per hari," ujarnya.
Dodo menjelaskan, program tersebut memilih kampus karena kampus dianggap suatu tempat yang memiliki area yang luas dan mobilitas yang tinggi. "Kalau di lingkungan sekolah SMA kan kecil, dan mobilitasnya rendah," ujarnya.
Menurut dia, hal itu ini baru pilot project dan baru UGM yang melakasanakan. Ke depan tidak hanya lima kampus di kota-kota besar, tapi juga di seluruh indonesia dan semua kampus terutama yang berstatus negeri.
Menurutnya, melalui program dari kampus-kampus tersebut dinilai dapat memberikan kontribusi berupa penurunan karbondioksida, dihitung dari jumlah motor dan mobil yang tidak beroperasi lagi. "Mudah-mudahan tahun 2012 lima kampus itu bisa melaksanakan," katanya.
Dodo menambahkan, selain itu program bersepeda tersebut juga bekerja sama dengan Kementrian Perhubungan untuk mengatur lalu lintas kota dengan memperhitungkan fasilitas bagi pengguna sepeda gayung. Kementrian Perhubungan juga sudah berhitung, seperti Jakarta, Bogor, Bekasi, Tanggerang, dimana di setiap kota ada fasilitas kereta dengan menambah satu gerbong untuk mengangkut sepeda gayung para pekerja.
"Tapi jika data jumlah sepeda itu sudah jelas. Misal dari 200 sepeda untuk satu gerbong ke Bogor, satu gerbong untuk Jakarta. Itu jika menggunakan pendektan pengurangan emisi di kota-kota," katanya.