REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Sepekan selama libur Lebaran lalu, masyarakat di DIY khususnya di wilayah Catur Tunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman resah dengan sejumlah aksi teror penusukan pada pagi hari.
Dalam aksi tersebut satu orang korban meninggal dunia. Aksi penusukan dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 04.00 WIB saat korban sedang jalan-jalan untuk menyembuhkan sakit stroke yang dialaminya. Korban kebanyakan adalah manula.
Menurut Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta, Brigjen Pol Tjuk Basuki, pelaku serangkaian penusukan yang terjadi di wilayah DIY ini merupakan seorang psikopat. "Setelah tim mempelajari modus pelaku yang melakukan aksinya dalam rentan waktu yang sama, dengan korban yang rata-rata sudah tua, maka kesimpulan sementara ini pelaku merupakan psikopat," tuturnya.
Ia mengatakan, indikasi lainnya adalah dari serangkaian kasus tersebut barang berharga milik korban juga tidak ada yang diambil.
"Ini penyakit lama yang kambuh kembali, pelaku bukan residivis, tetapi psikopat. Intinya, masyarakat sekarang tidak perlu takut dan resah karena pelaku terindikasi," ucapnya.
Tjuk mengatakan, pihaknya sudah melakukan upaya maksimal sesaat setelah terjadi aksi teror penusukan yang menimpa sejumlah warga, salah satunya dengan menambah waktu sweeping tertutup. "Sweeping sekarang ini juga dilakukan pada pagi hari. Jadi, bukan hanya di malam hari saja. Ini dilakukan untuk mengecilkan lingkup pelaku," ujarnya.