REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Lebih dari sejuta kepiting raksasa telah ditemukan di Palmer Deep, sebuah cekungan yang terletak 850 meter di bawah permukaan Antartika, demikian dilaporkan Daily Mail, Rabu (7/9).
Fenomena yang melibatkan jutaan predator, yang bukan merupakan fauna asli kawasan itu, bisa menjadi pertanda bahwa dunia sedang berada di ambang bencana lingkungan.
Kepiting raksasa dengan panjang kaki mencapai satu meter itu dideteksi oleh sebuah kapal selam tanpa awak milik University of Ghent, Belgia. Kepiting-kepiting itu ditemukan menetap dan berkembang biak di lokasi itu.
Laporan yang dipublikasikan di jurnal ilmiah 'Proceedings B' itu mengatakan bahwa kepiting itu telah berpindah ke Antartika sejak 30 hingga 40 tahun lalu. Itu berarti perairan di kutub selatan kini menjadi kian hangat, sehingga cocok menjadi habitat kepiting.
Selain mengindikasikan suhu perairan kutub yang semakin hangat, kehadiran kepiting raksasa itu juga mengancam kehidupan berbagai biota di habitat itu.
Kepiting raksasa itu dikhawatirkan akan memuncaki rantai makanan di wilayah yang kaya dengan organisme seperti bintang laut, lili laut, dan ketimun laut.
"Kami takut organisme-organisme itu akan punah," kata Professor Craig Smith, pemimpin penelitian itu.
Temuan habitat kepiting yang 'tidak biasa' itu sendiri berawal dari ketidak sengajaan. Para peneliti dari Belgia itu sebelumnya mengirim kapal selam tanpa awak tersebut untuk meneliti kehidupan lain di wilayah Kutub Selatan itu.