REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pakar Transportasi yang juga Direktur Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas mengatakan mudik gratis ataupun mudik bareng merupakan hal yang bagus untuk dilakukan. Tetapi, itu ditinjau dari segi meminimalkan penggunaan kendaraan pribadi, khususnya sepeda motor.
“Tetapi, jangan sampai mudik bareng ini mematikan angkutan bus yang sudah ada atau angkutan reguler,” katanya.
Selama ini, lanjutnya, setiap bus yang dipakai untuk perhelatan tersebut menggunakan bus pariwisata, carteran, atau bus yang memakai izin tak terduga.
Menurutnya, kondisi tersebut tidak memberikan pembinaan yang baik bagi transportasi darat. Selain itu juga bisa merugikan PO bus yang ada. Menurut catatannya, pada tahun lalu, sekitar 40 persen bus reguler milik PO terpaksa menganggur.
Maka, ia mengusulkan agar angkutan mudik gratis mulai melirik bus reguler milik PO yang melayani jalur favorit seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur. Jika hal itu dilakukan, ia meyakini PO bus pun pada akhirnya dipaksa untuk meng-up grade bus miliknya agar bisa digunakan setiap tahun. “Ini baik untuk semua, penumpang terangkut dan bisnis bus pun tetap terjamin,” katanya.