Kamis 08 Sep 2011 14:35 WIB

Jateng Masuki Kemarau Ekstrim

Rep: C06/ Red: Didi Purwadi
Pemprov Jateng siapkan tanki air untuk antisipasi musim kemarau berkepanjangan.
Foto: jatengprov.go.id
Pemprov Jateng siapkan tanki air untuk antisipasi musim kemarau berkepanjangan.

REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG - Provinsi Jawa Tengah pada bulan September telah memasuki musim kemarau dengan suhu ekstrim. Bahkan, daerah Jateng bagian timur akan berlangsung cuaca panas hingga November.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Provinsi Jateng, Evi Lutfiati, mengatakan musim kemarau dapat dikatakan mengalami tahap ekstrim bila suhu harian mencapai di atas 35 derajat Celcius. "Prediksi kami, di bulan September suhu harian dapat lebih dari 35 derajat Celcius," ujarnya, Kamis (8/9).

Suhu ekstrim ini bukanlah yang pertama kali terjadi di Jateng. Pada tahun 2008 dan 2009, suhu harian mencapai 36 hingga 37 derajat Celcius.

Untuk tahun 2011, Evi mengatakan bahwa puncak musim kemarau telah terjadi bulan lalu. Hal ini ditandai dengan minimnya curah hujan pada bulan Agustus. Sedangkan, September merupakan puncak suhu terpanas selama kemarau tahun ini.

Hawa panas yang dirasakan masyarakat diperparah dengan tingkat kelembaban udara yang menurun. "Kelembaban udara hanya 30 persen yang menyebabkan lingkungan terasa gerah," jelas Evi. Penurunan kelembaban ini disebabkan cuaca panas selama kemarau.

Lebih lanjut, Evi memperkirakan bahwa kondisi suhu tinggi ini akan dialami rata-rata masyarakat Jateng hingga bulan Oktober. Bahkan, daerah Jateng bagian timur seperti Rembang, Blora, dan Pati, diprediksi akan mengalami musim kemarau hingga November. Untuk wilayah Jateng bagian tengah, hujan akan mulai turun pada pekan kedua dan ketiga Oktober.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement