Rabu 07 Sep 2011 16:11 WIB

Kekeringan Ancam Warga Pandeglang dan Serang Gagal Panen

Rep: Muhammad Fakhruddin/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,SERANG--Ratusan hektar sawah di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang, Banten, mengalami kekeringan. Akibatnya, sawah warga terancam gagal panen.

Sawah yang mengalami kekeringan tersebar di empat kecamatan di Kabupaten Serang, yakni Kecamatan Tirtayasa seluas 70 hektar, Kecamatan Pontang seluas 12 hektar, Kecamatan Mancak seluas 3 hektar, dan Kecamatan Kopo seluas 30 hektar.

Sedangkan di Kabupaten Pandeglang, Banten, kekeringan melanda Kecamatan Panimbang seluas 50 hektar sawah, Kecamatan Pagelaran seluas 270 hektar, Kecamatan Saketi seluas 7 hektar, dan Kecamatan Labuan seluas 1 hektar.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten, Agus Tauhid, mengatakan, ratusan hektar sawah yang ditanami padi sulit diselamatkan akibat musibah kekeringan ini. “Terutama sawah tadah hujan,” kata Agus, Rabu (7/9).

Areal sawah seluas 86.114 hektar di Banten merupakan sawah tadah dari total luas baku sawah di Banten seluas 197.530 hektar. Sisanya, seluas 111.416 hektar merupakan sawah irigasi. “Sawah irigasi masih mungkin diselamatkan. Kita akan melakukan penggiliran pengairan,” kata Agus.

Menurut Agus, banyak areal sawah yang kekeringan sudah tidak ada tanamannya. Karena, para petani sudah melakukan panen besar pada akhir Juli lalu. “Petani juga tidak akan mengambil resiko dengan cuaca seperti ini,” kata Agus.

Petani dianjurkan menanam tanaman palawija dan sayuran yang berumur pendek dan membutuhkan pengairan yang sedikit. Menurut Agus, kondisi akan kembali normal kemungkinan bertepatan dengan musim tanam Oktober mendatang.

Kekeringan tidak hanya mengancam areal persawahan, tapi juga mengacam kebutuhan air bersih warga. Seperti yang dialami, Suhaemi, 40 tahun, warga Kampung Domas, Desa domas, Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang, Banten.

Suhaemi harus membeli air bersih dengan harga Rp 1.000 per jerigen. Dalam sehari, Suhaemi membutuhkan lima jerigen untuk memenuhi kebutuhan air bersih keluarganya, termasuk kebutuhan mandi, cuci, dan kakus. "Pengeluaran Rp 5.000 per hari untuk semuanya," kata Suhaemi.

Selain harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli air bersaih, Suhaemi juga harus memanggul jerigen berisi air bersih ukuran 25 liter sejauh 5 kilometer. Suhaemi yang berprofesi penjual ikan ini merasa berat dengan pengeluaran tambahan tersebut. Kondisi kekeringan yang melanda sebagian wilayah Kabupaten Serang tersebut mulai terjadi sejak Agustus lalu. "Sudah satu bulan pada bulan puasa lalu," kata Suhaemi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement