Selasa 06 Sep 2011 16:17 WIB

Purwakarta Alami Krisis Air Bersih, Bantuan tak Kunjung Datang

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,PURWAKARTA -- Krisis air bersih melanda lima dari 17 kecamatan yang ada di Purwakarta. Krisis ini dampak dari musim kemarau panjang pada tahun ini. Meskipun sudah ada laporan krisis air bersih, pemkab setempat belum melakukan upaya untuk penanggulangannya.

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kabupaten Purwakarta, Tarsamana Wawan Setiawan, mengatakan, pihaknya sedang menginventarisasi data desa/kecamatan yang dilanda krisis air bersih.

Sampai saat ini, sudah ada 24 desa dari lima kecamatan yang melaporkan kondisi tersebut. "Sepertinya, krisis air bersih ini akan terus meluas," kata Wawan, kepada Republika, Selasa (6/9).

Dikatakan dia, lima kecamatan yang dilanda krisis air bersih itu, Campaka (dua desa), Kiara Pedes (10 desa), Pondok Salam (delapan desa), Bojong (tiga desa), dan Sukatani (satu desa). Untuk mengatasi krisis itu, pemkab harus menyediakan air bersih. Salah satunya, bantuan dari PDAM.

Akan tetapi, sampai saat ini belum ada instruksi untuk antisipasi hal itu. Pasalnya, pantauan di lapangan krisis air bersih ini bobotnya masih belum terlalu parah. Dengan demikian, warga masih bisa mendapatkan air bersih dari sumber mata air terdekat.

Diakui Wawan, sebenarnya dari 17 kecamatan yang ada, cuma dua kecamatan yang tidak rawan krisis air bersih. Dua kecamatan itu, Wanayasa dan Pasawahan. Pasalnya, dua kecamatan itu merupakan daerah resapan air. Berbeda dengan 15 kecamatan lainnya, lanjut dia, air yang tersedia hanya mengadalkan dari sumber air dangkal atau air permukaan.

Dengan demikian, saat musim kemarau ini, air permukaan yang digunakan setiap hari akan cepat menyusut. Karenanya, warga akan kesulitan memperoleh air. Solusi untuk mengatasi krisis air ini, lanjut dia, dengan cara membuat titik-titik sumur air dalam. Akan tetapi, masalahnya Purwakarta tidak memiliki sumber mata air dalam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement