Selasa 06 Sep 2011 14:10 WIB

Krisis Air Bresih Cilacap Meluas

REPUBLIKA.CO.ID,CILACAP--Kekeringan dan krisis air bersih yang melanda Kabupaten Cilacap semakin meluas, kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap Wasi Ariyadi.

"Hingga saat ini, telah ada 10 desa yang tersebar di lima kecamatan mengalami kekeringan maupun krisis air bersih," katanya di Cilacap, Selasa.

Menurut dia, desa yang mengalami kekeringan maupun krisis air bersih, yakni Ujung Gagak dan Panikel di Kecamatan Kampunglaut, Binangun Baru di Bantarsari, Babakan, Bringkeng, dan Grugu di Kawunganten, Kaliwungu dan Bumireja di Kedungreja, serta Cimrutu dan Bulupayung di Patimuan.

Ia mengatakan, bantuan air bersih yang disalurkan hingga 26 Agustus 2011 sebanyak 144 tangki.

Pasokan air bersih untuk wilayah barat Kabupaten Cilacap diambil dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Cabang Sidareja sedangkan untuk Kawunganten dari PDAM Cabang Jeruklegi.

"Jumlah tersebut termasuk bantuan air bersih dari Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) III Banyumas-Pekalongan. Pada prinsipnya, setiap ada wilayah yang mengajukan permohonan bantuan air bersih, kami segera menyalurkan," katanya.

Kendati demikian, dia mengatakan, wilayah kekeringan di Kabupaten Cilacap diharapkan tidak semakin meluas kecuali jika pada akhir September mendatang terjadi anomali cuaca.

Menurut dia, harapan ini berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang memprakirakan awal musim hujan akan berlangsung pada akhir September hingga awal Oktober 2011.

"BMKG memprakirakan pada awal Oktober telah memasuki musim hujan sehingga kecil kemungkinan kekeringan tersebut meluas, apalagi dalam beberapa hari terakhir sejumlah wilayah di Cilacap diguyur gerimis. Semoga tidak ada anomali cuaca yang mengakibatkan kemarau semakin panjang," katanya.

Sebelumnya, prakirawan cuaca Stasiun Meteorologi Cilacap Mas Pudjiono mengatakan, wilayah Jawa Tengah bagian selatan khususnya Kabupaten Cilacap diprakirakan akan memasuki musim pancaroba --peralihan musim kemarau menuju musim hujan-- pada akhir bulan September 2011.

"Curah hujan pada dasarian (10 hari, red.) pertama dan kedua bulan September 2011 diprakirakan berkisar antara nol hingga 50 milimeter, sedangkan pada dasarian ketiga mencapai 50-100 milimeter. Dengan demikian, pada dasarian ketiga atau akhir bulan September diprakirakan memasuki pancaroba," katanya di Cilacap, Senin (5/9).

Oleh karena itu, kata dia, awal musim hujan di wilayah Jateng bagian selatan khususnya Cilacap diprakirakan akan berlangsung normal, yakni antara akhir September hingga awal Oktober.

Disinggung mengenai peluang terjadinya hujan pada dasarian pertama dan kedua September, dia mengatakan, kemungkinan tersebut sangat kecil meskipun kondisi cuaca di sebagian besar wilayah Jateng bagian selatan diprakirakan cerah hingga berawan.

Menurut dia, hal itu disebabkan angin yang bertiup di atas wilayah Jateng bagian selatan masih cukup kencang yang berkisar 5-35 kilometer per jam dari arah timur hingga tenggara. Dengan demikian, lanjutnya, mendung yang menyelimuti wilayah Jateng bagian selatan akan tersapu oleh tiupan angin tersebut. "Kalau nantinya ada hujan, kemungkinan yang terjadi hanyalah hujan ringan dan tidak merata," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement