REPUBLIKA.CO.ID,BULAK KAPAL - Bekerja sebagai pekerja sosial di Panti Sosial Tresna Wreda (PTSW) Budi Dharma membuat Toni Efendi merasa bahagia dan sedih. Toni sedih karena ia bisa melayani lansia yang notabene orang tua dari orang lain. Tapi, ia tidak bisa setiap waktu mengunjungi orang tuanya yang saat ini tingal ibu saja.
“Untung ada kakak saya. Saya memang selalu diberi kabar tentang keadaan ibu. Kalau ibu saya sakit kepala, saya langsung mengunjungi ibu,'' ungkapnya.
Bekerja di panti jompo selama 13 tahun ini membuatnya memiliki perasaan lebih ketika berhadapan dengan orang tua. Tak hanya melaksanakan kewajiban bekerjanya, ia mampu bercermin dari profesinya ini. Ia yang merupakan kepala seksi program dan advokasi sosial itu harus siaga 24 jam untuk memberikan pelayanan penuh kepada para lansia ini.
“Kalau mereka ada yang sakit atau meninggal, saya sebagai orang yang rumahnya paling dekat selalu mendapatkan laporan dan harus segera menyelesaikannya,'' katanya.
Baginya, melihat para lansia ini merupakan sebuah cerminan di hari tua. Sikap simpati dan empati sangat diperlukan dalam menghadapi para lansia. Sebagaimana sifat dari orang tua yang berbeda-beda, ia memaklumi benar ada lansia yang sifatnya cerewet, tertutup, terbuka.
“Kadang ada perasaan gondok, mereka sering ngeyel. Diminta istirahat, mereka masih suka mencuri-curi untuk masak. Padahal, makan sudah disediakan dari panti,'' katanya. ''Tapi begitulah, kita harus memaklumi karena suatu hari kita juga akan seperti mereka. Sekarang kita kuat, tapi tunggulah beberapa tahun lagi. Kita akan keriput sama seperti mereka.''