REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI - Putra pemimpin Libya Muamar Qaddafi, Seif al-Islam, mengatakan dalam satu pidato yang ditayangkan Ahad bahwa rezim tidak akan "meninggalkan pertempuran," pada saat pemberontak menutup Tripoli dan terjadi pertempuran dan ledakan-ledakan di kota.
"Kami memiliki nafas panjang. Kami berada di tanah kami dan di negara kami.. Kami akan melakukan perlawanan selama enam bulan, satu tahun, dua tahun ... dan kami akan menang," katanya dalam pidato yang disiarkan di televisi negara, yang dikatakan dibuat sehari sebelumnya.
"Kami tidak akan menyerah, kami tidak akan meninggalkan perlawanan," katanya. "Ini bukan keputusan Seif al-Islam atau Qaddafi, tetapi keputusan rakyat Libya."
Dia mengatakan keluarga Gaddafi "telah membayar harga, seperti semua rakyat Libya," dan mendesak pemberontak untuk memulai pembicaraan, dengan mengatakan: "Jika anda ingin damai, kami siap".
Empat ledakan kuat mengguncang pusat Tripoli Ahad (21/8) pagi. Saksi juga melaporkan bentrokan di beberapa tempat antara gerilyawan dan pendukung Qaddafi.
Suara beberapa ledakan dan tembakan senjata berat terdengar pada Sabtu malam di Tripoli, sementara para saksi mata melaporkan terjadinya bentrokan di beberapa wilayah ibu kota Libya tersebut.
Suara tembakan terdengar di Tripoli sesaat setelah waktu buka puasa pada Sabtu waktu setempat, kata seorang koresponden AFP. Warga Tripoli mengatakan bentrokan meletus di wilayah timur distrik Soug Jomaa dan Arada.
Pejabat Libya tidak dapat mengkonfirmasi kabar tersebut. Laporan itu muncul di tengah klaim pihak pemberontak bahwa rezim Libya di bawah pimpinan Muamar Qaddafi "telah memasuki babak akhir".
Sementara itu Menteri Penerangan Libya Moussa Ibrahim Sabtu mengatakan, Muamar Qaddafi tetap pemimpin rakyat Libya dan ibu kota Tripoli telah dipertahankan dengan baik. Ibrahim memperbarui seruannya pada pemberontak untuk menyerah, mengatakan mereka akan dimaafkan meskipun "mereka telah membunuh keluarga kami".
"Saya menjamin rakyat Libya bahwa Gaddafi adalah pemimpin anda ... Tripoli telah dikitari oleh ribuan orang yang akan mempertahankannya," katanya.