Kamis 18 Aug 2011 21:05 WIB

Greenpeace Bantah Tuduhan sebagai Antek Asing

Greenpeace
Greenpeace

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Greenpeace Indonesia membantah tuduhan antek asing yang dilontarkan oleh sejumlah kalangan, termasuk oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). “Tuduhan Greenpeace antek asing adalah tuduhan yang tidak berdasar pada fakta, karena Greenpeace juga ada di negara-negara maju dan dalam upaya menghentikan perusakan lingkungan di sana juga kerap berhadap-hadapan dengan pemerintah dan industri negara maju,” ujar Nur Hidayati, Kepala Perwakilan Greenpeace di Indonesia, melalui rilis kepada Republika.co.id.

Seperti diberitakan Republika.co.id pada Rabu (17/8), tuduhan Greenpeace antek asing dilontarkan oleh Ketua MUI Amidhan dalam dialog Aliansi Mahasiswa Tolak LSM Asing Greenpeace. “Pada intinya, motif bercokolnya Greenpeace di Indonesia sudah tidak sesuai dengan kaidah agama. MUI tidak akan tinggal diam. Dalam waktu dekat, MUI bisa  mengeluarkan fatwa haram untuk Greenpeace, termasuk LSM lain yang terbukti adalah perpanjangan tangan asing di sini,” tegas Amidhan.

Pernyataan Amidhan ini terkait terbongkarnya bukti LSM lingkungan asal Belanda itu menerima dana dari lotere atau judi Postcode Lottery, Belanda, untuk membiayai kegiatannya di Indonesia. Ia menegaskan aliran dana lotere/judi puluhan miliar rupiah yang masuk ke kantong Greenpeace haram hukumnya. ''Pernyataan saya tentang dana lotere itu sebenarnya hanya pintu masuk saja (untuk mengusir Greenpeace dari Indonesia). Greenpeace tidak perlu masuk karena hanya ingin melindungi kepentingan asing di sini,'' katanya.

 

Dalam rilisnya, Greenpeace mengatakan tuduhan antek asing dan dana haram kepada Greenpeace juga kerap diutarakan oleh para perusak lingkungan dan pelanggar HAM pada rejim orde baru kepada berbagai organisasi yang menyuarakan kepentingan rakyat dan lingkungan di masa itu.

Namun, dalam rilis tersebut, tidak ditegaskan dengan jelas perihal dana lotere yang diterima Greenpeace Indonesia. “Sementara mengenai sumber dana, demi menjaga independensinya Greenpeace tidak menerima dana dari pemerintahan dan industri manapun di seluruh dunia. Di Indonesia, tulang punggung kampanye Greenpeace adalah donatur individu yang kini berjumlah sekitar 30.000 orang,” ujar rilis Greenpeace.

Nur Hidayati mengatakan agar berbagai institusi tidak termakan propaganda pihak-pihak yang selama ini secara serakah telah mengeruk sumberdaya alam Indonesia tanpa mempedulikan nasib masyarakat adat dan lokal yang tergusur dan kehilangan sumber penghidupannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement