REPUBLIKA.CO.ID, MALANG – Truk pengangkut tebu yang hilir mudik ke dua pabrik gula skala besar, yakni Krebet Baru dan Kebonagung, menjadi penyumbang terbesar penyebab rusaknya jalan di wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Kepala Dinas Bina Marga Kabupaten Malang Mohammad Anwar, mengatakan rusaknya jalan secara kasat mata bisa dilihat dari padatnya arus kendaraan truk pengangkut tebu dan batu yang melebihi tonase.
"Jalan Kabupaten Malang ini tergolong jalan kelas III dengan beban muatan maksimal mencapai 3,5 ton hingga 5 ton. Namun fakta di lapangan banyak pemilik kendaraan truk yang mengangkut lebih besar dari tonase yang ditentukan," ujarnya, Senin (15/8).
Akibatnya, kata Anwar, 45 persen jalan raya tingkat desa yang ada di Kabupaten Malang rusak. Dari 6.900 kilometer jalan desa yang ada, 45 persen belum tertangani (masih rusak). Sedangkan untuk jalan kabupaten yang panjangnya mencapai 1.667 kilometer, 22 persen di antaranya juga rusak.
Menurut dia, belum tertanganinya jalan desa hingga 45 persen itu karena terbatasnya anggaran, sehingga perbaikan dilakukan secara bertahap dengan skala prioritas. Jalan rusak yang menjadi prioritas perbaikan adalah jalan yang punya mobilisasi bagi tingkat pertumbuhan ekonomi tertinggi bagi warga, seperti jalan yang ada di kawasan Kecamatan Gondanglegi, Bululawang, Sumbermanjing Wetan, Tumpang, Wajak dan Turen.
Anggaran yang dikucurkan untuk Dinas Bina Marga dari APBD 2011 sebesar Rp 120 miliar. Anggaran sebesar itu untuk membangun jalan baru, membangun 9 jembatan, 10 decker, 8 pelengsengan, 30 saluran air atau drainase jalan raya.
"Kalau dibanding dengan banyaknya program pembangunan yang harus ditangani, anggaran tersebut jelas sangat kecil. Paling tidak dibutuhkan anggaran lebih dari Rp 300 miliar," kata Anwar.