REPUBLIKA.CO.ID, BANTEN – Sejumlah opsi muncul terkait dengan upaya pemulangan tersangka korupsi pembangunan Wisma Atlet SEA Games Muhammad Nazaruddin.
Kapolri Jenderal Timur Pradopo mengungkapkan pilihan itu antara lain apakah memulangkan lewat jalur polisi ke polisi atau jalur ekstradisi. "Apakah ditangani polisi ke polisi atau ekstradisi. Itu sedang dibicarakan di sana," kata Timur, usai berbuka puasa bersama dengan Presiden, di Puspitek, Rabu (10/8).
Menurut Kapolri, akan lebih cepat bila melalui jalur polisi ke polisi. Namun dia tidak bisa memastikan karena harus disesuaikan dengan kondisi di Kolombia. "Insya Allah nanti kita ambil yang paling cepat," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan pemulangan Nazaruddin dilakukan melalui jalur deportasi, bukan ekstradisi.
Senada dengan Marty, Kapolri belum bisa memastikan kapan persisnya Nazaruddin akan dipulangkan. Meski demikian, kata dia, tim gabungan sudah berada di sana. "Insya Allah, hari ini tim sudah ada di sana."
Kapolri juga mengaku belum bisa memastikan seputar informasi yang menyebutkan Nazaruddin terbang ke Kolombia dari Washington menggunakan pesawat sewaan. Semua informasi itu tengah diselidiki.
Sejumlah pandangan muncul kenapa pengamanan Washington dapat mudah 'dibobol' dibandingkan Kolombia. Namun Kapolri enggan mengambil kesimpulan terlebih dahulu. "Justru itu, ini kan masih informasi. Semua nanti kita rekam," katanya.