REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar Bambang Soesatyo mengatakan, mosi tidak percaya kepada Ketua DPR yang digalang anggota DPR lintas fraksi merupakan gerakan moral yang menunjukkan bahwa kepemimpinan Marzuki Alie tidak punya legitimasi lagi. Kepada pers di Gedung DPR Jakarta, Jumat, Bambang mengemukakan bahwa mosi tidak percaya jilid dua atas Marzuki Alie yang sedang digalangnya bersama sejumlah politisi lintas fraksi di DPR adalah suatu gerakan moral untuk menunjukkan tidak ada lagi kepercayaan pada kepemimpinan Marzuki.
"Jadi itu sesungguhnya dia secara de facto sudah tidak bisa diterima oleh mayoritas anggota DPR. Jadi untuk Marzuki Alie, buat apa bertahan tanpa kehormatan," kata Bambang yang juga anggota Komisi III DPR RI itu. Lebih lanjut Bambang menjelaskan bahwa mosi tidak percaya jilid I untuk Marzuki Alie itu muncul pada Oktober 2010 setelah adanya pertemuan rahasia pimpinan DPR dengan calon Kapolri Timur Pradopo di ruang Ketua DPR Marzuki Alie.
Gerakan itu akhirnya teredam setelah Marzuki Alie dibantu pimpinan fraksi di DPR melobi seluruh pengusung mosi untuk berdamai saja. Pada kesempatan itu, politisi Golkar tersebut juga mendesak agar Badan Kehormatan DPR segera memproses laporan Serikat Pengacara Rakyat (SPR) yang disampaikan beberapa waktu lalu terkait pernyataan kontroversial Marzuki yang mendorong pembubaran KPK dan pengampunan koruptor.
Menurut SPR, Marzuki telah melanggar tata tertib DPR pasal 5 yakni mengeluarkan pernyataan dan atau mengambil tindakan yang bertentangan dengan norma etika masyarakat. "BK harus proses sesuai mekanisme formal. Sementara kita akan tetap melakukan gerakan moral tidak mengakui kepemimpinan Marzuki di DPR," ujar Bambang.
Dia juga mendesak Partai Demokrat untuk segera mengambil langkah tegas terhadap kadernya tersebut. "Terserah Partai Demokrat, apakah mau tetap mempertahankan Marzuki yang sudah kehilangan dukungan atau delegitimasi, atau menggantikannya dengan figur lebih cerdas, memiliki jam terbang yang cukup dan dapat membawa DPR kepada posisi yg lebih baik di mata masyarakat," ujar Bambang.
Secara terpisah peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), Donald Fariz, menilai tidak ada prestasi membanggakan dari seorang Marzuki Alie dan ia justru hanya mengeluarkan kontroversi yang banyak menghabiskan energi. "Saya tidak melihat prestasi Marzuki sehingga layak untuk dipertahankan, karena ternyata dia hanya ramai kontroversi sepi prestasi," ujar Donald.
Menurut Donald, blunder yang dilakukan Marzuki Alie itu bukan hanya sekali ini saja melainkan sudah berkali-kali dia melontarkan pernyataan kontroversial. Karenanya sudah saatnya bagi Partai Demokrat memilih kader terbaiknya untuk menggantikan posisi Marzuki. "Kontroversi Marzuki Alie sudah berkali-kali sesungguhnya Demokrat punya tanggung jawab memilih kader terbaiknya jadi pimpinan DPR," ujarnya.