Sabtu 30 Jul 2011 15:41 WIB

Ada Pelatihan Citizen Journalism di Ramadhan Fair Republika

Rep: fernan rahadi/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA  --  Di era jejaring sosial saat ini, berita adalah dari publik, untuk publik, dan oleh publik. Maka dari itu, muncul jenis baru jurnalisme bernama Citizen Journalism (Jurnalisme Warga). Corak baru jurnalisme tersebut membuat asal-muasal berita tidak lagi didominasi media-media mainstream, melainkan juga dari khalayak.

Pemahaman mengenai Citizen Journalism tersebutlah yang coba disampaikan dalam acara Workshop Jurnalistik republika Ramadhan Fair 1432 H di Masjid At-Tin TMII, Sabtu (30/7). "Kami ingin para peserta menulis dengan gaya penulisan mereka sendiri, seperti saat mereka menulis di blog, facebook, twitter, dan jejaring sosial lainnya," kata pemateri pelatihan penulisan, Reiny Dwinanda.

Dalam workshop tersebut, Reiny mencoba memberikan pemahaman yang maksimal kepada para peserta yang berjumlah sekitar 120 orang. Selain memberikan materi cara menulis berita yang benar, Reiny juga memberikan tips-tips bagaimana sebuah berita dikemas secara menarik sehingga memancing orang untuk membaca.

Tips yang diberikan redaktur harian Republika tersebut pertama adalah menggali sedalam-dalamnya sebuah masalah dengan cara mewawancara sebanyak mungkin narasumber. "Dengan mewawancara sebanyak mungkin orang mengenai suatu topik, maka biasanya akan muncul cerita yang paling menarik dari salah satu narasumber," katanya.

Reiny kemarin memberikan kesempatan kepada para peserta untuk membuat tulisan hasil dari wawancara dengan sesama peserta. Topiknya, ia meminta peserta memilih salah satu di antara tiga topik, yaitu mudik dengan kendaraan, menjalani lebaran bersama keluarga, serta menjalani lebaran sendirian.

Tips kedua dari Reiny  yang diberikan Reiny kepada para puluhan peserta yang didominasi remaja tersebut adalah jangan sampai meninggalkan terdapat pertanyaan-pertanyaan yang tersisa. Sedangkan tips ketiga adalah menulis dengan memperhatikan hal-hal detil. "hal-hal detil seperti bentuk dan warna akan memperkaya tulisan," katanya.

Bagi karya terbaik dalam pelatihan tersebut dijanjikan akan mendapatkan tempat pada rubrik akhir pekan Republika, yaitu Geni, yang diasuh sendiri oleh Reiny.

Sementara itu, pemateri jurnalisme foto, Yogi Ardhi, kemarin menyampaikan bahwa dalam Citizen Journalism semua jenis kamera bisa digunakan, termasuk kamera yang terdapat pada telepon genggam dan gadget-gadget lain seperti Blackberry, I-Phone, dan Android. Hanya saja, kata Yogi mengingatkan, sebuah foto berita juga harus memenuhi kaidah jurnalistik, yakni memenuhi unsur 5 W + 1 H.

Selain itu Kepala Biro Foto Republika tersebut juga menyampaikan mengenai pentingnya teks foto dalam sebuah foto berita. "Teks yang sebaiknya tidak lebih dari tiga kalimat tersebut harus bisa menerangkan objek foto," ujar Yogi yang kemarin menyampaikan materi dengan cara yang interaktif.

Yogi kemarin meminta para peserta workshop untuk mengambil lima foto yang berasal dari acara Ramadhan Fair Republika di Masjid At-Tin. Ia juga berjanji akan memuat sejumlah foto terbaik di rubrik Cahaya Ramadhan Republika yang hadir selama bulan Ramadhan tahun ini.

Ditanya kesannya terhadap workshop yang hanya berlangsung sehari tersebut, salah satu peserta bernama Ana menyatakan ketertarikannya. Ia mengatakan, kedua pemateri yang sama-sama merupakan wartawan senior di Republika tersebut bisa membawakan acara dengan menarik. "Seru. Semoga acara-acara seperti ini bisa lebih sering diadakan Republika," ujar Ana, yang merupakan alumnus Ilmu Komunikasi Universitas Al-Azhar.

Ana mengaku menjadi lebih paham bahwa jurnalistik tidak semata-mata soal pintar mengolah kata-kata, akan tetapi juga masalah mencari ide yang paling menarik untuk dibaca khalayak. "Saya juga makin paham mengenai konsep Citizen Journalism," ujarnya.

Lain lagi kesan yang diperoleh Nidia, salah seorang peserta lain. Ia menyatakan, materi yang dibawakan dalam workshop tersebut sebenarnya menarik, sayangnya penyampaiannya agak kurang menggugah karena kedua pembicara terlampau serius. "Meskipun demikian saya jadi tahu apa yang disebut tulisan serta foto yang menarik minat pembaca," ujar wanita yang bekerja di sebuah majalah terbitan madrasah tersebut.

Sementara itu Yudhi, seorang pengajar Daarul Qur'an, mengaku mendapatkan dua manfaat sekaligus setelah mengikuti workshop yang berlangsung enam jam tersebut. Selain kian menambah ilmu jurnalistiknya, ia juga mengaku mendapatkan jaringan baru setelah bertemu dengan dua orang wartawan senior yang dinilainya sangat ramah. "Kebetulan pesantren kami sedang mengembangkan klub jurnalistik. Ke depan, kami berencana mengundang dua pembicara dari Republika ini untuk mengisi acara di klub kami," ujarnya.

Seksi Acara Workshop Jurnalistik republika Ramadhan Fair, Yulia Ayu Trisia, mengaku puas dengan animo peserta pada workshop tersebut. Meskipun jumlah peserta tidak terlalu banyak, ia mengaku puas karena acara tersebut mampu menjaring peserta dari berbagai kalangan. "Mungkin karena baru hari kedua dalam rangkaian acara Republika Ramadhan Fair tahun ini. Semoga ke depannya, peserta semakin banyak," ujar Yulia.

Pada Ahad (31/7) pagi, akan kembali diadakan Workshop Alat Musik Tabuh. Sedangkan Senin (1/8) akan diadakan Workshop Menulis Novel yang akan dibawakan oleh penulis novel ternama, Asma Nadia, dan Isa Alamsyah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement