REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Anggota Komisi V DPR, Rendy Lamadjido, mendesak agar direksi PT Garuda Indonesia diganti. Pasalnya, manajemen terbukti sangat buruk serta arogan sehingga tidak mampu menyelesaikan persoalan diantara pimpinan dan karyawan, khususnya perbaikan kesejahteraan pilotnya.
"Persoalan yang terjadi sekarang ini sebernanya kan mulai dirasakan sejak lima tahun lalu, ibarat api dalam sekam, tetapi manajemen Garuda tidak pernah memperhatikan tuntutan karyawannya," kata Rendy Lamadjido di Jakarta, Kamis (28/7).
Menurut politisi PDIP tersebut, pemerintah sudah mengetahui kebobrokan di tubuh perusahaan penerbangan plat merah ini, tetapi masih tetap mempertahankan direksinya. Seolah-olah tidak ada lagi orang Indonesia yang bisa mengembangkan dan memajukan perusahaan Garuda Indonesia," kata Rendy.
Menurut Rendy, aksi mogok terbang para pilot yang tergabung dalam Asosiasi Pilot Garuda (APG) terjadi karena mereka itu memang tidak puas atau kecewa kepada direksi Garuda Indonesia. "Kesejahteraan para pilot itu memang tidak diperhatikan," kata Rendy.
Menurut Rendy, mempekerjakan pramugari asing (RR China) di Garuda juga telah meresahkan pramugari Indonesia. Rendy menegaskan, tidak sepatutnya direksi merekrut pramugari dari luar hanya karena alasan bahasa. "Sudah pasti gaji pramugari dari luar itu lebih tinggi, dan jelas masalah ini menimbulkan kecemburuan sosial," katanya sembari menambahkan, pramugari Garuda itu saja yang disekolahkan, bukan mempekerjakan pramugari asing.
Rendy mempertanyakan keputusan direksi Garuda yang mempekerjakan pilot asing. Menurut Rendy mempekerjakan tenaga asing sebagai pilot, kata dia, tak ubahnya seperti gaya orde baru.
"Ini aneh, pilot asing kan direkrut melalui agen, tentu ada transaksi-transaksi pembayaran fee disini," katanya. Rendy menyatakan, penghargaan internasional yang diterima perusahaan Garuda tidak sejalan dengan kinerjanya. Seolah-olah penghargaan tersebut dibayar atau manipulasi manajemen saja. "Padahal manajemen Garuda bobroknya luar biasa," kata anggota DPR dari Dapil Sulteng ini.