Sabtu 23 Jul 2011 20:29 WIB

Eh...Golkar Kini Wajibkan Pengurusnya 'Fasih' Jejaring Sosial

Rep: c10/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ratusan jajaran pimpinan Partai Golkar se-Sumatera, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara menerima pembekalan dan pelatihan mengenai konsep dan strategi jejaring sosial (Social Networking) di Hotel Manhattan, Jakarta. Dalam tiga bulan ke depan, DPP Partai Golkar menargetkan diri menjadi partai politik yang paling paham dan fasih memanfaatkan  jejaring sosial dalam melayani kader dan masyarakat di seluruh Indonesia.

Inisiatif yang diprakarsai oleh Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Sharif Cicip Sutardjo, diyakini sebagai strategi yang paling efektif dan efisien dalam menyikapi perkembangan teknologi informasi dan perubahan demografi di Indonesia.

"Partai Politik harus menarik, adaptif dan di saat yang sama bermanfaat. Saat ini masyarakat berkomunikasi lewat teknologi sehingga sangat cepat membentuk komunitas-komunitas sosial yang beragam," Wakil Ketua Umum Partai Golkar yang baru diangkat dua minggu yang lalu, Sharif Cicip Sutardjo, dalam rilis pers yang diterima Republika, Sabtu (23/7).

"Kalau tidak bisa menyesuaikan diri dengan trend ini maka Partai Politik akan ditinggalkan oleh masyarakat," imbuhnya. Sebelum diangkat,  lelaki yang akrab dipanggil Cicip ini adalah Ketua DPP Partai Golkar Bidang Pemenangaan Wilayah se-Jawa, Bali dan NTB.

Menurut Cicip tantangan terbesar Partai Golkar sebenarnya bukan terletak pada kemampuan membangun jejaring sosial karena sebagai parpol tertua jejaring sosial Golkar sudah sangat luas dibandingkan parpol lain. Tantangan terbesar itu ialah bagaimana menjangkau dan memanfaatkan jaringan yang luas ini secara positif dan kreatif.

Terlebih, tantangan demografi masyarakat telah jauh berubah serta perilaku yang terus berubah halauan dibandingkan pada jaman Partai Golkar didirikan. Saat ini 65 persen lebih dari penduduk Indonesia adalah generasi muda berusia 25 - 45 tahun, 70 persen lebih adalah kelas menengah, dan hanya 25 persen dari seluruh populasi Indonesia yang tidak memiliki telepon genggam.

"Sangat sulit untuk mengerti aspirasi dan kebutuhan masyarakat kalau hanya dengan tatap muka dan baca koran. Selesai tatap muka hari ini, besok aspirasi masyarakat bisa berubah total karena arus informasi dan komunikasi yang menjangkau setiap lapisan masyarakat," tambah Cicip.

Acara pembahasan strategi, workshop studi kasus, dan pembekalan teori yang berlangsung selama 12 jam itu ditutup dengan demo mesin pengiriman dan respon atas konten pesan pendek (SMS) ke sekitar 30.000 nomor milik kader Golkar hanya dalam hitungan menit.

"Tiga bulan ini kami akan serius belajar dan berlatih. Dimulai dengan medium SMS dan website yang sudah ada, berikutnya baru masuk ke facebook, twitter, dan platform lainnya. Kalau sudah terbiasa baru kita tingkatkan kreativitas konten dan produktivitas dari jejaring sosial Partai Golkar ini," tegas Cicip.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement