REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA- Ratusan truk ekspedisi tujuan Pulau Sumatra yang antre di Pelabuhan Merak, Banten, disebabkan karena kekurangan kapal. Sebab, jumlah kapal yang siap beroperasi adalah 25 hingga 27 buah kapal. Sementara, yang mampu beroperasi 24 jam tanpa istirahat hanya 17 buah kapal.
“Inipun tergantung oleh gerak kapal di dermaga,” kata Dirjen Perhubungan Darat, Suroyo Alimuso dalam pesan singkatnya kepada Republika, Kamis (14/7). Namun, selain itu, faktor lain yang mengakibatkan penumpukan adalah kendaraan truk yang kerap menyeberang kini ukurannya realtif lebih besar dan selalu kelebihan muatan. Hal tersebut mempengaruhi kapal yang usianya rata-rata sudah cukup umur.
Apalagi ditambah, barang-barang tertentu yang biasanya diangkut melalu kontainer atau pelabuhan laut, sekarang pun melewati Pelabuhan Merak. Misalnya, angkutan kendaraan baru.padahal, kapasitas angkutnya berbeda.
Sebelumnya, Suroyo mengaku, untuk membeli kapal bekas saja sulit. Namun, Kemenhub memang menjanjikan akan membangun dua kapal, tepatnya dimulai pada 2012 mendatang dengan menggunakan anggaran selama kurang lebih tiga tahun anggaran.
Selama ini sedikitnya 2.900 truk rata-rata yang diangkut kapal penyeberangan Merak setiap harinya dan 2.000-an kendaraan pribadi dan harusnya tidak perlu ada penampungan apabila jumlah kapal yang beroperasi mencukupi kebutuhan. "Memang harus betul-betul seimbang antara kepentingan masyarakat dan pengusaha untuk melancarkan angkutan penyebrangan ini," ungkap Suroyo. Maka untuk mengurai kemampetan jalan tersebut akan diupayakan peningkatan operasi, pembangunan dermaga serta pengadaan kapal dan fasilitas lainnya.