Kamis 14 Jul 2011 15:44 WIB

Sejuta Pohon Ditanam di Perbukitan Menoreh

REPUBLIKA.CO.ID, KULO PROGO - Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggalakkan kegiatan penanaman sejuta pohon di kawasan perbukitan Menoreh untuk mengantisipasi tanah longsor. "Kegiatan tersebut juga untuk memulihkan lahan kritis di kawasan perbukitan Menoreh seluas 5.600 hektare,"kata Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kulon Progo, Bambang Tri, di Wates, Kamis (14/7).

Ia mengatakan, dengan gerakan penanaman pohon yang bertema "kecil menanam, dewasa menuai" diharapkan kesadaran masyakarat ikut serta dalam program tersebut, sehingga tidak terjadi tanah longsor dan lahan kritis di perbukitan Menoreh.

"Sebagai program untuk meminimalisir tanah longsor dan lahan kritis, kami terus mengupayakan mendorong masyarakat untuk menanam pohon. Kami juga melakukan konservasi dan rehabilitasi di wilayah perbukitan Menoreh dengan pengembangan sipil teknis dan vegetasi," katanya.

Ia mengatakan, pihaknya melalui Dana Alokasi Khusus memberikan bantuan kepada 25 unit kebun bibit rakyat (KBR) masing-masing mendapatkan bantuan sebesar Rp50 juta untuk menghasilkan 50 ribu hingga 60 ribu bibit pohon.

"Dengan 25 unit KBR mampu menghasilkan 1.250.000 bibit pohon, artinya untuk 2011 sudah terpenuhi, belum lagi bantuan dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS), dan bantuan dari pemerintah provinsi dan pusat," katanya.

Pusat penanam pohon difokuskan di wilayah yang rawan tanah longsor di empat kecamatan yakni Girimulyo, Samigaluh, Kalibawang, dan Kokap. Empat kecamatan ini rawan tanah longsor dan bencana yang tidak dapat diduga serta lahan yang masih kritis.

"Kawasan tanah longsor di empat wilayah kecamatan tersebut biasanya daerahnya memiliki kemiringan hingga di atas 45 derajat dan vegetasi yang buruk. Sejauh memiliki vegetasi bagus, bencana tanah longsor dapat diminimalisir meski memiliki kemeringan di atas 45 derajat," katanya.

Ia juga mengatakan, dengan adanya kegiatan penanam pohon, dari tahun ke tahun bencana tanah longsor semakin menurun. Selain itu warga yang kekurangan air bersih pada musim kemarau juga semakin menurun.

"Sejak 2008 dan 2009, bencana tanah longsor menurun, tapi yang sangat berdampak yakni menurunnya suplai air bersih di dua kecamatan seperti Girimulyo dan Kokap, artinya penanam pohon sangat efeketif untuk mengantisipasi kekeringan dan tanah longsor," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement