REPUBLIKA.CO.ID,MANADO--Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Manado dan Bagian perekonomian pemerintah Manado, menemukan pengurangan jatah premium 8.000 liter di satuan pengisian bahan bakar umum (SPBU) Manado saat inspeksi, Rabu.
"Dari empat SPBU yang kami kunjungi semua mengakui sejak beberapa bulan terakhir jatah premium mereka dikurangi, dan solar tak disalurkan setiap hari, padahal selalu membayar lebih dulu baru barangnya dikirimkan Pertamina," kata Ketua Komisi B DPRD Manado, Royke Anter, di Manado, Rabu.
Anter mengatakan, pengurangan jatah premium itu ditemukan di empat lokasi yang dikunjungi komisi B tersebut yakni SPBU Paal 2, SPBU Kairagi, SPBU Politeknik dan SPBU Kombos.
Ia menjelaskan, semua penangungjawab tempat itu mengakui terjadi dua kali pengurangan yaitu dari 32 ribu liter sejak tiga bulan terakhir tinggal 24 ribu dan yang 24 ribu kemudian menjadi 16 ribu liter.
Anter mengatakan akan mengundang Pertamina Manado untuk mempertanyakan hal tersebut karena dinilai sudah menyebabkan terjadinya kelangkaan premium dan panjanganya antrian di sejumlah SPBU yang terus terjadi dalam tiga pekan belakangan ini.
Sementara anggota Komisi B Boby Daud mempertanyakan apakah ada penjelasan resmi dari Pertamina mengenai hal ini, dan apakah mereka menerima pembeli yang datang dengan galon untuk membeli premium dalam jumlah besar.
Anggota Komisi B dari Partai Keadilan Sejahtera Sarifudin Saafa mengatakan inti masalahnya sebenarnya terletak pada Pertamina, dan sistem distribusi yang mereka lakukan selama ini. "Jika saja mereka melakukan distrbusi secara bersamaan di seluruh spbu tentu tidak akan menyebabkan terjadi penumpukan di satu tempat," katanya.
Kepala Bagian Administrasi Perekonomian Pemkot Manado, Pingkan Sinjal, juga mempertanyakan kepada sejumlah SPBU yang ada di Manado, kenapa sampai terjadi pemotongan jatah dan bagaimana pendistribusian BBM yang dilakukan Pertamina.
"Kami akan minta kepada DPRD untuk memanggil pertamina dan mempertanyakan hal ini karena sudah menyebabkan kelangkaan serta antrian panjang yang berdampak pada kemacetan jalan di Manado, hal ini harus segera dijelaskan kepada pemerintah dan wakl rakyat," kata Sinjal.
Pengawas SPBU Kairagi bernama Boy Salainti mengakui jatah mereka dikurangi dari 24 ribu liter menjadi 16 ribu juga jatah solar mereka dikirimkan tidak setiap hari dalam seminggu, namun mereka tetap mematuhi penegasan pemerintah yang mengharuskan setiap pembeli hanya boleh mendapatkan jatah 20-22 liter perhari atau sekitar Rp 100 ribu.
Begitu juga dengan pengawas SPBU Kombos menhakui sejak tiga bulan terakhir jatah premium mereka dikurangi dan solar milik mereka hanya diberikan lima kali dalam seminggu dari sebelumnya tujuh kali dalam seminggu.