REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sekretaris Kabinet Dipo Alam mengingatkan semua pihak, termasuk media, Dewan Pers, dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), bahwa meskipun BBM (blackberry messenger) dan sms (short message service) bisa menjadi sumber berita, tetap harus diverifikasi apakah itu dikirim orang yang benar.
"SMS, BBM, Twitter bisa dicatut. Buktinya akun twitter @dipoalam46 itu palsu. Itu bukan punya saya, tapi seolah-olah saya yang berkicau di situ," katanya di Jakarta, Rabu (13/7), mengomentari pernyataan sejumlah pihak bahwa pers bisa menulis berita berdasarkan SMS dan BBM.
Menurut Dipo, adalah hak media untuk mendapatkan berita dari mana saja dan dari sumber apa saja. Namun, dia juga tahu bahwa kewajiban pertama dari wartawan itu adalah menyajikan kebenaran.
"Saya hanya mengingatkan bahwa BBM, SMS, twitter bisa dipalsukan dan disalahgunakan," ujarnya.
Supaya media tidak menjadi kuda tunggangan dari pihak-pihak yang ingin menyalahgunakan kebenaran, seperti orang yang mengatasnamakan dirinya di akun twitter @dipoalam46, sebaiknya media melakukan verifikasi, cek, dan recek.
"Saya sering dengar orang bilang pers itu wajib tabayun. Sudah tabayunkah bbm dan SMS itu betul-betul dikirim oleh Nazarudin? Kalau tidak yakin itu dari narasumber yang sebenarnya, untuk apa disiarkan?" katanya mempertanyakan.
Sebagai contoh, pihaknya pernah menjadi korban dari pencatutan sosial media. Dalam berbagai kesempatan Dipo Alam menyatakan akun twitter @dipoalam46 bukanlah miliknya. Ia menduga akun itu dioperasikan orang yang pernah bertugas di pemerintahan dan DPR.
Pemalsu menggunakan nama, jabatan, dan gambar Dipo Alam untuk berkisah di dunia maya mengenai apa saja atau mengomentari apa saja. Tidak sedikit orang percaya yang berkisah di @dipoalam46 adalah Dipo Alam yang sebenarnya.
Dipo yang merasa sangat dirugikan akhirnya protes ke pengelola twitter di Amerika Serikat. Ia sampaikan bahwa pemalsuan akun twitter itu sudah masuk ranah pidana dan melakukan pembunuhan karakter terhadap dirinya.
Dipo memberi contoh saat sedang ramai-ramainya masalah sms ancaman dari orang yang mengatasnamakan Nazaruddin dari Singapura, akun @dipoalam46 sempat bersahut-sahutan dengan akun twitter Indra Pilliang yang mengaku orang pertama yang menerima SMS "Nazaruddin" tersebut.
"Saya tidak tahu apakah akun @indrapilliang itu juga dipalsukan. Yang jelas saya tidak kenal secara pribadi dengan orang yang namanya Indra Pilliang dan saya tidak punya akun twitter apapun. Tapi di twitter bersahut-sahutan," cerita Dipo.
Setelah protes tersebut, pengelola twitter telah dihapuskan terhitung mulai 28 Juni 2011. Terkait dengan fakta tersebut, Dipo yakin Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono tidak menyalahkan pers. "Presiden sebagaimana juga saya hanya mengingatkan kalau SMS, BBM, twitter bisa dicatut dan dipalsukan," demikian Dipo Alam.