Ahad 26 Jun 2011 13:44 WIB

LSI: Kepemimpinan SBY Merosot

Rep: Teguh Firmansyah/ Red: Djibril Muhammad
Presiden SBY
Foto: Antara
Presiden SBY

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) untuk pertama kalinya mencatat kepuasan pemilih atas kinerja Presiden SBY turun di bawah 50 persen. Aneka kasus besar yang tak tuntas dibawah kepemimpinan SBY menjadi variable berubahnya persepsi publik.

"Untuk pertama kalinya sejak 2009, kinerja SBY turun di bawah 50 persen. Ini sebuah temuan baru karena angka 50 persen itu penting sebagai angka psikologis yang menunjukan mayoritas," ujar Peneliti Senior LSI, Sunarto, dalam keterangan persnya di kantor LSI, Ahad (26/6). 

Menurutnya kepuasan publik terhadap kepimpinan SBY pada survei Juni ini hanya 47,2 persen. Sementara jumlah yang tidak puas 43,4 persen dan tidak menjawab 9,4 persen. Angka kepuasan ini, jelas Sunarto, jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan Januari 2010 ketika awal mula SBY terpilih 63,1 persen. 

Merosotnya kepuasan atas kinerja SBY menyebar ke beragam segmen. Responden tingkat kepuasannya jauh lebih kecil hanya 38,9 persen bisa dibandingkan dengan desa 52,5 persen. "Kita tahu di kota akses informasinya lebih tinggi daripada desa. Mereka bisa akses media secara langsung dan mengetahui dengan cepat perkembangan yang terjadi," katanya menjelaskan.

Begitupula dari sisi pendidikan. Kepuasan kalangan pendidikan tinggi lebih kecil 39,5 persen. Sementara SD (54) persen, SLTP 50,3 persen dan SLTA 44,1 persen. Ini menunjukan semakin tinggi jenjang pendidikan dia akan semakin kritis dalam menanggapi berbagai kebijakan pemerintah.

Untuk diketahui survey ini dilakukan 1 sampai 7 juni dengan metode sampling multistage random. Responden berjumlah sampai 1.200 orang. Metode survey dengan wawancara tatap muka dengan menggunakan kuisioner. Tingkat margin of error plus minus 2,9 persen.

Data juga menunjukan terjadinya ketidakpuasan publik terjadi diberbagai dimensi. Dari mulai kondisi politik, ekonomi, penegakan hukum bahkan tingkat keamanan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement