Rabu 22 Jun 2011 21:31 WIB

Tidak Benar Kelapa Sawit Merusak Lingkungan

Perkebunan Kelapa Sawit, ilustrasi
Perkebunan Kelapa Sawit, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN  - General Manager PT Perkebunan Nasional XIII Distrik Kalimantan Selatan-Tengah Sunardi R Taruna menyatakan, pendapat yang mengatakan tanaman kelapa sawit merusak lingkungan hanya lah isu yang dihembuskan oleh pihak akibat persaingan bisnis belaka.

Sunardi menyampaikan hal itu, menanggapi pertanyaan wartawan pada press tour PT Perusahaan Perkebunan Nasional (PN) XIII di Tanah Laut, Rabu.

Ia menegaskan, tidak benar tanaman kelapa sawit itu dapat merusak lingkungan. "Kalau merusak lingkungan tidak, tetapi jika menyerap air lumayan besar itu iya," terangnya.

Setiap pohon kelapa sawit, menurut Sunardi, dapat menyerap air hingga 10 liter per hari. Namun air tersebut setelah diserap bukan berarti hilang, tetapi dikeluarkan kembali oleh pohon melalui penguapan.

"Dunia ini tidak akan kehabisan air, karena air yang telah diserap oleh pohon kembali dikeluarkan melalui penguapan begitu seterusnya," jelas General Manager PTPN XIII.

Menurutnya, mungkin saja isu bahwa tanaman kelapa sawit itu dapat merusak lingkungan itu dihembuskan oleh negara atau pihak lain yang memiliki kepentingan bisnis agar masyarakat Indonesia tidak mengembangkan kelapa sawit, karena hasil tandan buah segar (TBS) bisa menghasilkan beofuel energi alternatif terbarukan.

"Agar tidak terlihat jelas, mereka menghembuskan isu bahwa kelapa sawit merusak lingkungan," terangnya. Seharusnya masyarakat bersyukur, bahwa kelapa sawit bisa tumbuh di Indonesia, karena tidak semua negara bisa dikembangkan tanaman kelapa sawit. "Kelapa sawit hanya bisa tumbuh di Indonesia dan Malaysia saja, meskipun ada negara lain bisa tetapi persentasenya cukup kecil," imbuhnya.

General Manager PTPN XIII berharap para jurnalis bisa meluruskan isu yang berkembang tersebut, dan memberi pencerahan dan informasi yang sebenarnya kepada masyarakat luas, bahwa isu tersebut tidak benar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement