Rabu 22 Jun 2011 09:09 WIB

Pertamina Berlakukan Pembatasan BBM di Bengkulu

SPBU Pertamina
Foto: blogspot.com
SPBU Pertamina

REPUBLIKA.CO.ID,BENGKULU--Pertamina Bengkulu berkerja sama dengan Pemda Kota Bengkulu mengeluarkan surat edaran untuk pembatasan pembelian bahan bakar minyak terhadap kendaraan roda empat dan sepeda motor.

Surat edaran itu dikeluarkan, Selasa (21/6) dan langsung diberlakukan, untuk mengatasi antrean panjang kendaraan di setiap satuan pengisian bahan bakar umum (SPBU), khusus di Kota Bengkulu, kata Kepala Wira penjualan Depo Pertamina Bengkulu Dambah, Rabu.

Untuk suplai tidak kurang dan sudah dilebihkan dari kouta, namun dampak maraknya isu pembatasan di media akhir-akhir ini masyarakat berlomba membeli BBM khususnya premium dan solar.

Namun masalah tersebut sudah diatasi dengan koordinasi bersama pemda Kota Bengkulu dengan kembali mengeluarkan surat edaran pembatasan pembelian BBM, untuk kendaraan roda empat diberikan 25 liter dan kendaraan roda dua sebanyak tiga liter, ujarnya.

Pembatasan tersebut, dalam rangka memperlancar pengisian BBM di setiap SPBU yang selama ini menjadi keluhan masyarakat, sehingga antrean sudah tidak ada lagi termasuk dugaan pengisian berlebihan dari orang-orang tak bertanggung jawab, ujar Dambah.

Asisten Manajer External Relation Roberth MV mengatakan, pasokan BBM ke Provinsi Bengkulu terganggu akibat pendangkalan alur masuk pelabuhan Pulau Baai, sehingga terkesan PT Pertamina mengurangi suplai ke daerah ini.

Padahal suplai BBM ke Bengkulu sudah melebihi jumlah kebutuhan, hal ini terlihat dari rata-rata penyaluran Premium per hari selama April 2011 di atas tiga persen dan Solar sepuluh persen, katanya.

Ia menjelaskan, BBM disuplai ke Bengkulu dengan Kapal Soechi Chemical per 16 April 2011, untuk premium sebanyak 700 Kilo liter (KL) dan Solar 700 KL telah bongkar.

Penyaluran BBM Solar sudah disalurkan seluruhnya 296 KL dari rata-rata sebelumnya 200 KL/hari, pada 17 April 2011 Kapal Putri Dewi dengan kargo Premium 1.000 KL dan Solar 700 KL, sehingga stok BBM di Terminal BBM Pulau Baai dalam kondisi aman dan cukup.

Kondisi Alur Laut ini menyebabkan Kapal Pengangkut BBM harus menyesuaikan dengan waktu pasang surut, sehingga tidak bisa langsung merapat ke terminal dan masih menunggu proses air pasang, akibatnya penyaluran terlambat satu sampai dua hari.

Kondisi tersebut seringkali diperparah dengan kondisi cuaca dan alam tidak menentu yakni gelombang tinggi bahkan terkadang terjadi badai menyebabkan kapal harus sangat berhati-hati membawa BBM ke terminal Pulau Baai Bengkulu.

Apabila dipaksakan, risiko kapal kandas telah beberapa kali terjadi justru menyebabkan suplai dan penyaluran BBM menjadi terputus dan menambah waktu keterlambatan suplai akibat harus menarik kapal terlebih dulu dari lokasi kandas.

Untuk kebutuhan Nelayan disuplai dari Satuan pengisian daerah nelayan (SPDN) tergantung proses penebusan BBM ke Pertamina sesuai prosedur, sedangkan suplai per bulan diatur berdasarkan alokasi dan kelancaran penebusan BBM solar, ujarnya.

Untuk mengatasi kendala tersebut, Pertamina terus berupaya melakukan langkah progresif antara lain melakukan komunikasi efektif serta monitoring stock BBM di SPBU melalui

Program Monitoring Stok seperti MS2 (Management Stok SPBU) serta Satgas setempat dan membuka layanan Pusat Kontak Pertamina di 500-000 atau (0711) 518500, tambahnya.

Pemilik satuan pengisian bahan bakar SPBU kawasan Pagar Dewa Iskandar Ramis mengatakan, antrean panjang kendaraan mengisi BBM solar selama ini antara lain terkendalanya angkutan BBM di kawasan pelabuhan Pulau Baai Bengkulu.

"Kami mengharapkan pengerukan alur pelabuhan oleh Pelindo cepat rampung, sehingga angkutan BBM kembali lancar," ujarnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement