Senin 20 Jun 2011 11:23 WIB

Peringatan Haul Soekarno Bebas dari Ajang Politik

Presiden Soekarno
Foto: Life
Presiden Soekarno

REPUBLIKA.CO.ID,BLITAR - Kegiatan peringatan meninggalnya atau haul mantan Presiden pertama RI, Soekarno, yang diselenggarakan di lokasi makam, Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Jawa Timur, Senin (20/6), bebas dari ajang politik.

"Kami memang ingin menjadikan acara ini bebas dari ajang politik. Kami ingin peringati secara khusuk," kata Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Pariwisata Daerah Kota Blitar, Abu Mansur, di Blitar.

Ia mengemukakan saat ini prosesi peringatan haul Bung Karno (sebutan akrab Presiden Soekarno) sudah dimulai dengan kegiatan semaan Al Quran yang diikuti para penghafal dan warga setempat. Setelah itu, acara juga akan diikuti doa bersama lintas agama dan pembacayaan surat Yasin dan Tahlil.

"Kami juga menyelenggarakan kenduri massal yang melibatkan semua warga di Kota Blitar dan seluruh muspida. Itu kami lakukan juga sebagai ajang lebih mempererat tali silaturahmi," ucapnya.

Abu menambahkan bahwa acara puncak akan dilakukan pada Senin malam dengan kegiatan pengajian akbar. Beberapa keluarga Bung Karno juga sudah memastikan diri hadir di acara itu, di antaranya Sukmawati dan Rahmawati. "Kalau Bu Mega sampai saat ini belum ada konfirmasi kehadiran. Biasanya, keluarga selalu menghubungi kami jika datang ke acara," ujarnya.

Ia mengatakan, kegiatan haul yang ke-41 ini dibuat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Jika sebelumnya kegiatan juga dilakukan di Istana Gebang yang merupakan tempat tinggal masa kecil Bung Karno, saat ini seluruh kegiatan dipusatkan di makam Bung Karno.

Pihaknya mengakui tidak digunakannya Istana Gebang karena hingga kini masih ada konflik tentang pelimpahan rumah itu kepada pemerintah. Keluarga Bung Karno masih tidak sepakat jika rumah itu diberikan kepada pemerintah, walaupun sudah ada penggantian hingga Rp 35 miliar.

Dengan tidak digunakannya Istana Gebang, itu bukan berarti mengurangi nilai historis kegiatan. Beberapa upaya tetap dilakukan untuk menjunjung nilai historis di antaranya dengan menggunakan pakaian zaman dahulu. "Setidaknya, ini yang bisa kami lakukan untuk tetap mengenang Bung Karno serta ajarannya," papar Abu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement