REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, buruh adalah mesin pembangunan dan kemajuan. Ini yang menjadikan buruh sebagai bagian terpenting dalam masyarakat.
Hal itu ia ungkapkan dalam pidatonya dalam Konferensi Perburuhan Internasional yang ke-100 yang diadakan oleh International Labour Organization. Seperti dilaporkan wartawan Republika Nasihin Masha dari Jenewa, pada hari ini, Selasa (14/6), selain SBY, kepala pemerintahan yang menjadi pembicara adalah Kanselir Jerman, Angela Merkel.
Sebelumnya, Dirjen ILO Juan Somavia memuji Indonesia yang telah merativikasi seluruh konvensi dasar ILO. Beberapa kali dia mengucapkan kalimat dalam bahasa Indonesia , yaitu “selamat datang” dan “terima kasih”. Ia juga mengutip slogan Susilo Bambang Yudhoyono saat pemilu dalam bahasa Indonesia, yaitu “bersama kita bisa”. Juan juga menyebutkan bahwa SBY merupakan pertama dari Indonesia yang memberikan pidato dalam konferensi ILO.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merupakan satu dari enam kepala negara dan pemerintahan yang terpilih untuk memberikan pidato pada Konferensi Perburuhan Internasional ke-100 yang diadakan di kantor pusat ILO di Jenewa, Swiss. Yang lainnya berasal dari Rusia, Jerman, Finlandia, Swiss, dan Tanzania . Konferensi ini bertema Building Future with Decent Work. Konferensi kali ini menekankan soal buruh migrant dan pekerja rumah tangga.
SBY menyebutkan, secara individu, suatu pekerjaan bukan sekadar gaji. Ia juga berarti harga diri dan kehormatan. “Itu untuk masa depan yang lebih baik bagi keluarganya,” katanya. Ada dua tujuan kembar dalam persoalan ini, yaitu menciptakan lapangan kerja dan mempromosikan keamanan kerja. Hal ini menjadi tugas utama bagi pemerintah dan perusahaan untuk menyediakan dan melindungi buruh.