Selasa 14 Jun 2011 15:58 WIB

LSI: Pemuda Muslim tidak Tertarik pada Politik

Rep: Agung Sasongko/ Red: Siwi Tri Puji B
Logo dan lambang partai politik di Indonesia.
Foto: sekilasindonesia.com
Logo dan lambang partai politik di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Regenerasi kepemimpinan nasional yang berasal dari umat Islam terancam mandek. Hasil survei bersama Lembaga Survei Indonesia dan Goethe Intitute serta The Freidrich Nauman Foundation For Freedom tahun 2011 menyebutkan 71,4 persen  pemuda Muslim tidak begitu tertarik dengan politik. Hanya 28,6 persen pemuda Muslim yang mengatakan tertarik dengan politik.

Direktur Urusan Publik LSI, Burhanudin Murtadi mengatakan hasil survei itu menandakan ada masalah dengan politik di Indonesia. Adapun akar persoalan itu, menurut Burhan, berasal dari tindak-tanduk politisi dan partai politik yang tidak menampilkan konsep ideal dalam perspektif pemuda Muslim.

Menurut Burhan, sebagian besar pemuda Muslim dalam mengenyam pendidikan baik dari sekolah umum ataupun pesantren menerima pendidikan politik yang bersifat normatif dan positif. Di saat yang sama, kondisi di lapangan, terutama yang bersumber dari tayangan televisi nyatanya jauh dari kesan ideal pemuda Islam tentang dunia politik.

“Faktanya kondisi yang ada tidak seideal yang dibayangkan mereka. Akibatnya mereka tidak menjadi tertarik, ” kata dia dalam pemaparan hasil survei tersebut yang berlangsung di Goethe House, Menteng, Jakarta, Selasa (13/6).

Solusinya, menurut Burhan, partai politik dan politisi perlu membuat program yang tidak sebatas dilakukan pada saat kampanye pemilihan umum. Lebih dari itu, politisi dan partai politik perlu memperbanyak kunjungan dan diskusi bersama pemuda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement