REPUBLIKA.CO.ID,BALIKPAPAN--Sebanyak dua terduga teroris yang ditangkap Densus 88 Polri di Jalan Mulawarman, RT. 09 RW. 4 Desa Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, akhirnya dibawa ke Jakarta, Senin pagi.
Dilaporkan dari Kutai Kartanegara, kedua terduga teroris, Faisal dan Yuardi dengan pengawalan ketat Densus 88 Polri terlihat keluar dari Polsek Loa Janan, Senin pagi sekitar pukul 06. 09 WITA. Faisal yang mengenakan baju kaos berkerah dengan corak bergaris putih dan celana berwarna hitam terlebih dahulu keluar dari Kantor Polsek Loa Janan.
Dengan kedua tangan diborgol, terduga teroris tersebut langsung dimasukkan ke mobil. Berselang dua menit kemudian, Yuardi yang mengenakan kaos berkerah bermotif garis putih dan biru juga keluar dari Polsek Loa Janan dan langsung dimasukkan ke mobil.
Kedua mobil yang mengangkut kedua terduga teroris dan Densus 88 Polri tersebut langsung meninggalkan Polsek Loa Janan menuju Bandara Sepinggan Balikpapan selanjutnya akan langsung diterbangkan menuju Jakarta.
Informasi yang berhasil dihimpun, penangkapan kedua terduga teroris tersebut masih akan terus dikembangkan.
"Masih akan terus dikembangkan sebab tidak menutup kemungkinan jaringannya masih ada di Kaltim," kata sumber tersebut.
Namun, sumber tadi tidak bersedia memberikan keterangan lebih jauh terkait jaringan kedua terduga teroris yang ditangkap Densus 88 Polri di Desa Loa Duri tersebut. Dua terduga teroris, Yuardi dan Fasial ditangkap Densus 88 Polri pada Sabtu siang (11/6).
Fasial ditangkap sesaat setelah keluar dari Masjid Al Istiqomah atau sekitar 100 meter dari rumah kontrakannya sekitar pukul 13. 00 WITA. Densus 88 kemudian menggrebek rumah kontrakan Faisal dan juga menangkap Juardi, pemilik rumah sekitar pukul 14. 00 WITA.
Selain menangkap kedua terduga teroris tersebut, Densus 88 juga menyita sebuah laptop dan sebuah wajan berlubang yang ditengahnya terdapat pipa paralon serta kabel.
Ketua RT. 09 RW. 4 Desa Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Yuliati mengatakan, seorang yang diduga anggota Densus 88 berpakaian preman mendatangi rumahnya, Sabtu (11/6) sekitar pukul 13. 30 WITA.
"Orang itu menunjukkan sebuah surat penangkapan tetapi saya tidak terlalu melihat jelas isinya. Dia meminta saya agar ikut masuk ke rumah Yuardi dan tak berselang lama, belasan orang lainnya yang berpakain serba hitam dan mengenakan rompi bertuliskan 'polisi' masuk ke rumah itu," katanya.
"Saat di dalam rumah Yuardi, saya sempat mendengar mereka (anggota Densus) membicarakan penembakan polisi di Poso. Tapi, saya tidak tahu apa yang dimaksudkan mereka," ungkap Yuliati.