Senin 06 Jun 2011 16:39 WIB

Bank Dunia Salurkan Dana Hibah Insentif Karbon

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Bank Dunia, Senin, menyebutkan, delapan negara akan menerima hibah awal masing-masing sebesar 350 ribu dolar AS untuk membantu negara-negara itu dalam merencanakan desain dan akhirnya mengimplementasikan instrumen berbasis pasar bagi mitigasi gas rumah kaca.

Delapan negara yang mendapat hibah itu, menurut rilis Bank Dunia, adalah China, Chile, Indonesia, Kolombia, Kosta Rika, Meksiko, Thailand, dan Turki. Hibah itu pertama kali dibuat berdasarkan program PMR yang telah diluncurkan Bank Dunia sejak Konferensi Perubahan Iklim PBB, Desember 2010.

Delapan negara penerima hibah itu saat ini tengah mengembangkan Proposal Kesiapan Pasar ("Market Readiness Proposal") yang akan memerinci rencana masing-masing.

PMR adalah kemitraan bernilai jutaan dolar AS di antara pemerintahan, pakar, dan organisasi yang bertujuan untuk menyediakan dukungan bagi 15 negara yang sedang membangun kapasitas teknis dan kelembagaan untuk penggunaan instrumen pasar, seperti skema perdagangan emisi domestik dalam meningkatkan upaya mitigasi.

Dana yang terhimpun untuk mendukung kemitraan itu disalurkan oleh sepuluh pihak kontributor yaitu Amerika Serikat, Australia, Belanda, Inggris, Jepang, Jerman, Komisi Eropa, Norwegia, Spanyol, dan Swiss.

Terkait dengan emisi karbon, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebelumnya juga telah mengumumkan pembuatan Rencana Aksi Daerah (RAD) Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dengan target penurunan emisi karbondioksida sebesar 30 persen pada 2030.

"Kami akan membuat rencana aksi daerah atau RAD penurunan emisi, dengan tahun dasar (baseline) emisi GRK Jakarta 2005," Kata Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLHD) DKI Jakarta Peni Susanti di Jakarta, Rabu (25/5).

RAD Penurunan Emisi GRK DKI tersebut merupakan penjabaran dari Rencana Aksi Nasional Pengurangan Emisi (RAN PE) yang dibuat pemerintah pusat. Peni menjelaskan, RAD Pengurangan Emisi DKI Jakarta tersebut akan dibuat secara rinci mencakup apa yang akan dilakukan tiap sektor untuk mengurangi emisi GRK yang ditargetkan turun sebesar 30 persen pada 2030 dari tahun dasar perhitungan emisi GRK pada 2005.

BPLHD sendiri telah mempunyai data emisi GRK di Jakarta pada 2005 yaitu sekitar 40 juta ton setara karbondioksida per tahun, di mana lima sektor penyumbang emisi karbon terbesar yaitu sektor transportasi, energi (pembangkitan dan pemakaian listrik), industri, sampah dan rumah tangga.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement