REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) memperkirakan program restrukturisasi untuk mesin industri tekstil dan produk tekstil untuk tahun 2012 membutuhkan dana lebih dari Rp 250 miliar. Pasalnya saat ini program restrukturisasi yang telah memasuki tahun kelima ini semakin diminati oleh perusahaan tekstil dan produk tekstil di Indonesia.
Oleh karena membludaknya peminat program tersebut, Pemerintah pun memajukan jadwal penutupan pengajuan permohonan dan restrukturisasi, yang seharusnya 30 Juni 2011 menjadi 31 Mei 2011.
Menurut Ketua Umum API, Ade Sudrajat, pelaksanaan tahun kelima untuk program restrukturisasi mesin TPT mulai memasuki puncaknya. Hanya saja alokasi anggarannya kurang memadai. "Padahal investasi di sektor TPT untuk tahun 2011 telah mencapai Rp 3 triliun," kata Ade, Senin (30/5).
Angka investasi tahun ini memang jauh lebih besar dibandingkan tahun 2006-2010, yang jumlahnya mencapai Rp 6 triliun. Meski begitu ia mengakui memang minat industri TPT mulai dari tahun pertama hingga keempat terbilang rendah. Sehingga ia menyarankan agar Pemerintah meningkatkan anggaran untuk tahun 2012 sebesar Rp 250 Miliar.
Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur, Panggah Susanto, menyatakan Pemerintah memajukan jadwal penutupuan pengajuan permohonan dana restrukturisasi dari seharusnya hingga 30 Juni 2011 menjadi hingga 31 Mei 2011. Pasalnya, jumlah perusahaan pemohon melebihi dana anggaran yang dialokasikan Kemenperin. Sedangkan, untuk sektor alas kaki dan penyamakan kulit tetap dibuka hingga 31 Juni 2011.
Menurutnya anggaran sebesar Rp 151 miliar ini program tersebut hanya bisa memenuhi permohonan dana atas 66 perusahaan dari 230 perusahaan pemohon. "Saat ini kami sedang mengajukan dana agar tidak dikenakan potongan," kata Panggah melalui rilis, Senin (30/5).
Untuk anggaran tahun 2012, Panggah menegaskan, pihaknya akan mengajukan alokasi dengan menggunakan angka peminat di tahun 2011 sebagai acuan. Yakni, alokasi untuk sekitar 230 perusahaan.