REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Kontrak koalisi baru telah ditandatangani. Namun, hal tersebut dinilai hanya perubahan kosmetik dan bukan perubahan secara struktural dan substantif.
Pengamat politik, Yudi Latif, mengatakan kontrak koalisi itu tidak terlalu berarti. “Partai Demokrat sendiri sudah tidak solid. Jangankan atur koalisi, internal PD saja sudah saling hantam,” katanya. Menurutnya, internal koalisi sendiri sudah ada delegitimasi.
Saat ini, setiap partai sudah dikejar deadline atau batas waktu untuk mempersiapkan diri dalam pemilu 2014. Partai yang tergabung pun sudah mulai memikirkan untuk mengamankan diri. Terlebih lagi, jika parliamentary threshold (PT) nantinya naik dan ditetapkan, setiap partai akan dipusingkan dengan hal itu.
“Loyalitas kepada Partai Demokrat akan berkurang dan mereka lebih mengamankan partainya sendiri daripada harus mencederai partai yang tidak bisa didisiplinkan,” katanya. Artinya semakin mendekati pemilu, partai yang berada dalam koalisi itu bisa semakin tidak loyal.
Di lain pihak, ia juga beranggapan piagam koalisi yang ditandatangani awal pekan ini hanya menunjukkan partai yang bergabung itu tak ingin ada perubahan yang bisa mengganggu posisi mereka di parlemen ataupun posisi lain yang menjadi sumber daya partai.
Adanya opsi mundur dalam piagam koalisi jika ada anggota koalisi yang melanggar kesepakatan pun dinilai Yudi Latif menunjukkan ketidaktegasan ketua koalisi. Dalam artian, ketua koalisi bisa saja mengeliminasi partai yang bersangkutan. Tetapi, hal itu tak dilaukan karena tak adanya keberanian. “Perubahan itu hanya nomenklatur saja,” katanya.