REPUBLIKA.CO.ID, TANGSEL - Masyarakat Tangerang Selatan (Tangsel) memperingati puncak hari air dunia di Bendungan Gintung, Ciputat, Sabtu (21/5). Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto mengatakan pengelolaan sumberday air harus terencana dan berkesinambungan. “Untuk mengurangi daya rusak air," katanya kepada Republika, Sabtu (21/5).
Bendungan Gintung mengalami keruntuhan pada 27 Maret 2009. Tanggul bendungan yang awalnya bernama Situ Gintung tersebut jebol sepanjang 70 meter, menumpahkan jutaan kubik air bah hingga radius satu kilometer.
Tanggul yang sudah dibangun sejak 1932 tersebut tidak mampu lagi menahan debit air. Korban pun berjatuhan, ratusan orang meninggal, puluhan orang jasadnya tidak ditemukan, dan ribuan rumah hancur.
Bendungan Gintung dipilih sebagai lokasi puncak peringatan Hari Air Sedunia 2011 juga untuk mengenang seluruh korban bencana. Djoko menambahkan, dengan selesainya rehabilitasi bendungan Gintung, peringatan hari air dunia ke-19 ini diselenggarakan di lokasi tersebut.
“Harapannya masyarakat dan stakeholder menjaga sarana ini dengan benar,” ungkapnya. Keberadaan bendungan Gintung, menurut Djoko, merupakan contoh nyata bahwa perkembangan perkotaan perlu didukung oleh kemampuan penyediaan air. “Air untuk kebutuhan domestik hingga industri,” kata Djoko.
Wali kota Tangsel, Airin Rachmi Diany menaruh harapan besar bendungan Gintung menjadi bendungan percontohan di Indonesia. Bersama jajaran Kementerian Pekerjaan Umum, masyarakat Gintung, dan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Kota Tangsel, mereka bersama-sama melakukan penanaman pohon di sepanjang bendungan Gintung.