REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Di Dunia penyakit tidak menular antara tahun 2010-2020 meningkat 15 persen. Hal ini berarti pada 2020 mendatang ada 44 juta kematian akibat penyakit tidak menular.
Hal itu dikemukakan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Prof Tjandra Yoga Aditama dalam siaran persnya, Kamis (19/5) malam. Pada 2008 dari 57 juta kematian di dunia, sebanyak 36 juta diantaranya karena penyakit tidak menular.
Menurut Tjandra, di negara-negara dengan pendapatan rendah dan menengah, sebanyak 29 persen kematian akibat penyakit tidak menular terjadi pada usia di bawah 60 tahun. "Sedangkan negara-negara dengan pendapatan tinggi hanya 13 persen kematian akibat penyakit tidak menular yang terjadi pada usia di bawah 60 tahun," ungkapnya.
Tjandra mengatakan, sekitar 80 persen kematian prematur akibat penyakit jantung, stroke dan diabetes. Sebenarnya penyakit-penyakit ini dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko bersama yakni, kebiasaan merokok, kurangnya aktifitas fisik, diet yang tidak sehat, konsumsi alkohol, tingginya kolesterol dan gula darah, obesitas dan hipertensi.
Di Indonesia sejak 2007 telah dijalankan program pengendalian penyakit tidak menular di bawah Dirjen P2PL, yang meliputi lima masalah utama yaitu: kanker, jantung, endokrin (diabetes mellitus, dan lain-lain), penyakit kronik (penyakit paru dan lain-lain), serta kecelakaan dan cedera.