REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan menyatakan produksi industri ikan tuna selalu naik tiap tahunnya. Berdasarkan data KKP selama lima tahun terakhir kenaikan mencapai 5,94 persen.
Menurut Direktur Direktur Sumber Daya Ikan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Agus Apun Budhiman, produksi ikan tuna dan cakalang pada 2010 mencapai 577.430 ton. Angka ini naik 5,94 persen dari tahun 2009 yang hanya mencapai 541.303 ton. ‘’Industri tuna kita sedang dalam posisi yang amat bagus,” ujarnya, Rabu (18/5).
Hanya saja meski empat spesies utama tuna Indonesia laku keras di Eropa dan Jepang, ada penurunan ekspor khusus untuk tuna sirip biru. Penurunan ini karena ada perjanjian internasional dengan negara-negara produsen tuna sirip biru seperti Australia, Selandia Baru, Jepang, Korea Selatan dan Taiwan. “Untuk tuna sirip biru, Indonesia hanya diberi kuota penangkapan 651 ton per tahun. Jumlah tersebut turun dari tahun sebelumnya sebanyak 750 ton,” kata Agus.
Karena itulah, kementerian hanya menargetkan produksi khusus ikan tuna sebanyak 207.100 ton. Artinya angka ini atau sama dengan target tahun lalu. Untuk produksi ikan tuna, data KKP menyebutkan, pada 2007 produksi sebesar 191.558 ton, lalu naik menjadi 203.269 pada 2009. Dan produksi 2010 sebesar 207.100 ton, yang kemudian menjadi target produksi tahun 2011.
Dia melanjutkan, Indonesia bersaing ketat dengan negara-negara lain yang menjadi pesaing pasar ekspor ikan tuna. Negara-negara pesaing ekspor ikan tuna Indonesia ke Jepang diantaranya Iran, Srilangka, dan Maladewa. Sedangkan kompetitor ekspor tuna ke Uni Eropa yakni Mauritius.
Agus makin khawatir, pasar ekspor tuna Indonesia semakin menurun akibat beredarnya isu yang dihembuskan oleh Earth Island Institute yang mengatakan bahwa nelayan Indonesia membunuh lumba-lumba untuk dijadikan umpan tangkapan tuna. Akibatnya Amerika Serikat mengancam tidak akan membeli produk tuna Indonesia jika memang terbukti.