REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Menteri Agama, Suryadharma Ali, menyatakan Pondok Pesantren Alzaytun memahami Alquran dan Hadits secara rasional dan konstekstual. Suryadharma pun melihat Alzaytun pimpinan Panji gumilang sebagai lembaga pendidikan Islam yang modern. Padahal, Alzaytun diduga kuat terkait dengan gerakan Negara Islam Indonesia (NII).
'Pembelaan' Menteri Agama ini disampaikan saat hadir pada Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VIII DPR RI, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (18/5). Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Ansyaad Mbai, juga hadir dalam rapat tersebut.
Pandangan Menteri Agama didasarkan pada penelitian Kementerian Agama yang dilakukan terhadap Alzaytun pada 2002. Penelitian difokuskan pada aspek pendidikan, paham, dan aktivitas keagamaan serta interaksi sosial. "Dari aspek pendidikan, Alzaytun berobsesi menjadi lembaga pendidikan Islam modern dan unggul secara nasional maupun global," papar Suryadharma.
Selain itu, lanjut suryadharma, Alzaytun menerapkan kurikulum berlandaskan pada nilai etika, moral, dan keagamaan. Model pengembangan Alzaytun pun dilihat sebagai penerapan School Based Management yang mandiri dalam mengelola dana dan menggalang partisipasi masyarakat.
"Keberadaan Alzaytun tidak menimbulkan kontroversi pemahaman keagamaan bagi masyarakat sekitar," jelas Suryadharma. Namun, Suryadharma menambahkan bahwa perlu dilakukan kajian dan penyelidikan untuk mengetahui keterkaitan Alzaytun dengan NII.