REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Komunitas Yahudi Indonesia tetap kukuh untuk melaksanakan perayaan kemerdekaan Israel di beberapa kota di Pulau Jawa, meski waktunya akan diundur. Namun Polri menegaskan tidak akan mentolerir kegiatan apapun yang berkaitan dengan Israel dilakukan di Indonesia.
"(Polri) Tidak mentolerir kegiatan perayaan HUT Israel di Indonesia," kata Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam dalam pesan singkat kepada Republika, Jumat (13/5).
Ia mengakui kedatangan Ketua Komunitas Yahudi Indonesia ke Mabes Polri untuk mengajukan ijin dalam perayaan kemerdekaan Israel, pada Jumat (13/5). Unggun datang sekitar pukul 13.30 WIB dan meminta ijin untuk perayaan yang rencananya akan dihadiri sekitar 10 orang di Jakarta itu.
Setelah diadakan penelitian terhadap surat permohonan itu, lanjut Anton, masih belum lengkap dan dikembalikan kepada yang bersangkutan. Permohonan itu juga tidak sesuai prosedur Petunjuk Laporan (Juklp) 02/1995 mengenai penjelasan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Pemerintah RI tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. "Akhirnya meminta penyelenggara membatalkan kegiatan dimaksud," tegasnya.
Komunitas Yahudi Indonesia berencana merayakan kemerdekaan Israel dengan perayaan besar-besaran, kecuali di Jakarta. Acara tersebut juga akan diadakan pengibaran bendera RI, pembacaan Pancasila serta pengibaran bendera Israel yang diiringi dengan lagu kebangsaan Israel.