Senin 09 May 2011 18:24 WIB

TPM: Polri Sengaja Arahkan Bom Cirebon Dengan Ba’asyir

Rep: Bilal Ramadhan/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Polisi mengungkap keterlibatan Sogir, yang ditangkap bersama Abdullah Sonata di Klaten, dalam bom bunuh diri di Cirebon. Menurut Tim Pengacara Muslim (TPM), polisi sengaja mengarahkan bom Cirebon dengan Abu Bakar Ba’asyir, karena Sonata merupakan salah satu saksi dalam perkara Ba’asyir di PN Jaksel.

"Dari awal memang sudah diduga polisi sengaja mengarahkan bom Cirebon dengan Ba’asyir dan JAT (Jamaah Ansharut Tauhid)," kata Koordinator Tim Pengacara Muslim (TPM), Ahmad Michdan, yang dihubungi Republika, Senin (9/5).

Michdan menegaskan jika Ba’asyir tidak ada hubungannya dengan sejumlah aksi teror di Indonesia. Untuk pelatihan militer di Aceh, Ba’asyir tidak pernah memberikan pengumpulan dana untuk Aceh namun untuk jihad di Palestina.

Selain itu, Michdan juga mengatakan pengrusakan Alfamart di Cirebon yang disebut-sebut polisi, tidak ada. Saat itu, para pelaku, termasuk Syarif yang menjadi pelaku bom bunuh diri di Cirebon, hanya melakukan //sweeping// minuman keras tanpa melakukan pengrusakan fisik bangunan Alfamart seperti menghancurkan kaca.

"Kami juga menangani kasus itu (pengrusakan Alfamart di Cirebon). Jadi menghubung-hubungkan antara bom Cirebon dengan Ba’asyir, sangat tidak masuk akal," pungkasnya.

Sebelumnya, Kabag Penum Polri, Kombes Boy Rafli Amar mengungkapkan jika dua Daftar Pencarian Orang (DPO) aksi teror di Klaten, Gendut dan Irwan, merupakan anak buah Sogir. Sogir merupakan orang yang ditangkap bersama Abdullah Sonata di Klaten dan kini menjadi saksi perkara Abu Bakar Ba’asyir terkait pelatihan militer di Bukit Jalin Jantho, Aceh Besar. Dua DPO tersebut pernah disembunyikan atau dilindungi dua tersangka bom Cirebon yakni Musala dan Ishak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement