REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua MPR, Taufik Kiemas menilai pondok pesantren Al Zaytun yang diduga berhubungan dengan keberadaan NII tak perlu ditutup, terutama fasilitas pendidikan yang ada di sana. “Sekolahnya gak perlu ditutup tapi diluruskan kembali ideologinya,” katanya, Rabu (4/5).
Caranya, katanya, dengan mengubah kurikulum yang diajarkan di sana. Ia pun berjanji akan segera berbicara dengan pihak kementerian agama dan kementerian pendidikan nasional.
Menurut Taufik diperlukan upaya persuasif untuk merubah pola pikir santri Al Zaytun. Terutama, jika sudah tersentuh doktrinasi NII KW 9.
Namun, imbuhnya. jika harus menutup pondok pesantren ini dinilai bukan sebagai jawaban tepat.
Selain itu, untuk merespon keberadaan NII, Ketua MPR dan Sujono Kartosuwiryo akan mengunjungi tiga daerah yakni Banten, Garut, dan Tasikmalaya. Rencananya mereka akan menemui para pengikut NII dan memberikan pemahaman tentang keberadaan NII dan NKRI. Tiga daerah ini dipilih karena ada menurut sejarah, NII banyak berkembang terutama di kawasan Jawa Barat.