Rabu 27 Apr 2011 14:45 WIB
Negara Islam Indonesia

Unair Akui 2 Mahasiswanya Jadi Korban Rekrutmen NII

REPUBLIKA.CO.ID,

SURABAYA - Sekretaris Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Hadi Subhan, mengaku dua mahasiswi setempat telah menjadi korban doktrinisasi ala Negara Islam Indonesia (NII). "Kami prihatin karena ada mahasiswi kami yang menjadi korban," katanya di Surabaya, Rabu (27/4).

Tapi, ia menekankan, mereka bukan pelaku, karena keduanya justru direkrut mahasiswa dari universitas lain di Surabaya. Menurut Hadi Subhan, dua mahasiswi Unair yang menjadi korban NII adalah S dan E yang merupakan mahasiswa Jurusan Kimia di Fakultas Sains dan Teknologi (d/h F-MIPA) Unair.

"Kami sendiri mengetahui adanya mahasiswi Unair menjadi korban NII itu melalui informasi dari rekannya yang semula curiga dengan sikap rekannya yang menjadi pendiam," katanya. Cerita itu beredar dari mulut ke mulut, karena korban yang kebetulan anak petani itu mengaku pernah dimintai uang senilai Rp30 juta per orang sebagai "sedekah" untuk kepentingan dakwah NII.

"Padahal, ayahnya yang petani terpaksa menjual sapi atau kerbau untuk memenuhi permintaan uang bagi anaknya dengan alasan untuk kegiatan kampus," katanya. Ia menjelaskan kedua mahasiswi itu direkrut aktivis NII saat kuliah kerja nyata (KKN) di perkampungan di Surabaya. Mereka direkrut saat mereka aktif ke masjid di sebuah perkampungan.

"Mereka sempat menjalani baiat di Tangerang dan Jakarta, tapi mereka lupa bila ditanya tentang kejadian di Tangerang dan Jakarta itu. Mereka hanya menangis saat ditanya pemanfaatan uang Rp30 juta dari orang tuanya," katanya.

Ia menegaskan bahwa pihaknya tidak memperdebatkan benar-tidaknya NII, tapi Unair sebagai bagian dari elemen bangsa tidak mungkin melanggar UU atau KUHP dengan perbuatan menyebarkan kebencian kepada negara sendiri.

"Kami akhirnya melapor ke polisi agar kasus NII di Unair dapat dibongkar. Jadi, kasusnya sekarang ditangani Polrestabes Surabaya, tapi kami juga melibatkan sejawat dari bidang psikologi dan kedokteran untuk melakukan pendampingan mereka, karena mereka merupakan korban," katanya.

Namun, katanya, pemulihan kedua mahasiswa itu membutuhkan waktu, karena menyangkut pemulihan mental. "Pegawai Dishub Bogor yang menjadi korban saja membutuhkan beberapa minggu untuk pulih," katanya.

Ditanya langkah antisipasi untuk membentengi mahasiswa Unair dari doktrinisasi ala NII, ia mengatakan pihaknya telah mengumpulkan pengurus UKM (unit kegiatan mahasiswa) untuk berhati-hati.

"Kami minta pengurus UKM untuk memantau dan melaporkan kepada kami bila menemukan dugaan pihak luar yang memasukkan paham yang bersifat ekstrem," katanya. Selain itu, pihaknya juga akan membekali mahasiswa baru dengan materi ke-Unair-an terkait posisi Unair sebagai bagian dari seluruh elemen bangsa.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement