REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI - Ketua Dewan Pembina PP Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Saifullah Yusuf, meminta organisasi ini tidak melangkahi polisi. Sebelumnya muncul wacana GP Ansor ingin mengambil alih tugas polisi dalam menangani aksi teror lewat pembentukan Densus 99.
"Jangan sampai mengambil tugas aparat. Tugas Ansor itu ikut menjaga, membantu, dan memelihara keamanan. Jika ada apa-apa, sebaiknya dilaporkan ke pihak berwenang," kata pria yang akrab disapa Gus Ipul saat menghadiri istighatsah dan silaturrahim di PP Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, Senin (25/4_.
Ia mengemukakan hal itu menanggapi wacana yang diungkapkan oleh Ketua Umum PP GP Ansor, Nusron Wahid. Nusron merasa geram dengan kejadian bom bunuh diri di Cirebon yang melukai banyak anggota polisi.
Gus Ipul mengaku dirinya sudah mendengar adanya rencana pembentukan Densus 99 di kalangan NU yang dilakukan GP Ansor. Namun mantan Ketua Umum PP GP Ansor itu memastikan gagasan itu sebagai upaya untuk membantu tugas polisi.
Menurut dia, suasana keamanan beberapa kurun terakhir kurang stabil. Ada yang terprovokasi dengan ideologi-ideologi baru yang ingin keluar dari NKRI, padahal NKRI sudah diputuskan sebagai bentuk negara guna mencegah bangsa ini terpecah.
Ia menilai, langkah polisi mengantisipasi adanya paham yang keliru itu sudah dilakukan, namun polisi pun tidak dapat berjalan tanpa bantuan dari masyarakat.
Wakil Gubernur Jatim itu juga mengatakan, ancaman ingin memecah NKRI ini sudah nyata.
Untuk itu, pihaknya juga ingin melibatkan para kiai, terutama di Jatim, untuk membantu meluruskan akidah, paham-paham yang tidak sesuai dengan ajaran agama.
"Gerakan ini bukan hanya di Jatim, tetapi sudah nasional. Untuk itu, kiai harus dilibatkan meluruskan kembali akidah dan paham yang tidak sesuai dengan sejarah bangsa ini," ucapnya.
Pihaknya juga meminta semua pihak meningkatkan kewaspadaannya, agar tidak masuk dalam jaringan maupun paham-paham yang tidak sesuai dengan ideologi negara.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jatim Irjen Pol Dr Untung S Rajab mengaku siap memerangi terorisme di wilayah Jatim. Ia mengatakan, NII adalah organisasi rahasia yang memang sengaja disebarkan untuk memecah NKRI.
"NII itu ada tapi tidak ada, artinya, organisasi itu rahasia, tetapi cita-cita untuk menjadikan negara Islam tetap ada sampai sekarang," katanya. Untuk itu, kata dia, masyarakat diharapkan mewaspadai gerakan yang ingin memecah NKRI, sebab idiologi negara ini sudah final dan tidak bisa diubah-ubah.
"Penafsiran yang tidak jelas dari organisasi itu. Untuk itu, kami minta, mari menciptakan negara yang aman, tertib, dan bisa membangun," ujarnya.