REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pepi Fernando dan Imam Firdaus, terduga pelaku sejumlah aksi teror, termasuk bom buku, pernah berada dalam satu kerjaan di rumah produksi Otista. Menurut mantan Produser Otista, Zoel Fauzi Lubis, Pepi dan Imam kerap menjadi satu tim dalam liputan.
"Mereka biasanya menjadi satu tim. Pepi sebagai wartawan dan Imam sebagai kamerawan ditambah dengan sopir," kata mantan Produser Otista, Zoel Fauzi Lubis yang dihubungi Republika, Ahad (24/4).
Zoel mengaku, Pepi dan Imam sangat akrab dan dekat jika dibandingkan dengan teman-teman wartawan lainnya. Pasalnya, Pepi kerap meminta Imam menjadi partnernya saat sedang liputan. "Mungkin Pepi merasa cocok dengan Imam," duganya.
Saat produksi Otista masih ditayangkan di SCTV, lanjutnya, Pepi dan Imam sama-sama bekerja di lapangan dan kerap tidak memilih wartawan perempuan untuk menjadi partner liputan. Ia juga mengaku tidak intens dan bertemu dengan dua mantan pegawainya itu karena posisinya selain sebagai produser Otista juga menjabat sebagai general manajer Harian Lampu Merah (sekarang Lampu Hijau).
Selang tiga tahun berlalu sejak Otista dihentikan penayangannya di SCTV, ia sudah tidak lagi mendengar kabar dari Pepi maupun Imam. Padahal, mantan pegawainya yang lain kerap berkomunikasi meskipun lewat pesan singkat. "Pepi dan Imam malah nggak ada kabar, nggak jelas, sampai ada isu mereka terlibat jaringan teroris," ujarnya.
Pepi (P) dan 18 orang lainnya ditangkap karena diduga menjadi pelaku dalam sejumlah aksi teror bom, seperti bom buku, bom di Cibubur, Puspitek dan terakhir bom dengan berat total 150 kilogram pada lima titik dalam saluran gas di depan Gereja Christ Cathedral Serpong, Tangerang, pada Kamis (21/4). Imam Fauzi, kamerawan Global TV, ditangkap terakhir pada Kamis (21/4) malam atau Jumat (22/4) dini hari.