REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-Sebanyak 19 orang terduga pelaku teror bom buku dianggap sebagai kelompok jaringan baru. Kelompok ini terpisah dari kelompok lama dan belum ditemukan adanya hubungan antar jaringan tersebut.
"Penyidikan masih berjalan, yang pasti mereka kelompok baru," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Anton Bachrul Alam di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (22/4).
Anton menambahkan kelompok jaringan ini dalam membuat bom langsung belajar dari buku-buku. Pasalnya, beberapa pimpinan kelompok ini merupakan lulusan atau sarjana dari dua universitas negeri yang terkemuka di Indonesia. Namun, Anton enggan menyebutkan kedua universitas tersebut.
Sampai saat ini, polisi belum dapat menyimpulkan adanya hubungan dengan kelompok jaringan lama seperti jaringan Islamiyah (JI). "Belum tahu. Masih didalami," tegasnya.
Kepala Bidang Penerangan Umum Polri, Kombes Boy Rafli Amar, tidak menampik kelompok baru ini belajar dari kelompok lama. Pasalnya, ada kesamaan pola bom yang dibuat oleh kelompok ini seperti bom buku, bom di Cibubur, Puspitek, dan terakhir di depan Gereja Chris Cathedral Serpong.
Boy menambahkan, anggota kelompok ini semuanya merupakan anggota baru dan sudah merasa siap untuk melakukan jihad dengan melakukan teror bom. Mengenai adanya hubungan antara Negara Islam Indonesia (NII), ia mengatakan belum mengetahuinya.
"Semua anggota orang-orang baru. Mengenai adanya hubungan dengan kelompok lama, penyidik masih mendalaminya," pungkasnya.