Sabtu 02 Apr 2011 12:12 WIB

PHRI: Bahan Baku Restoran Jepang Aman

Makanan jepang. Ilustrasi
Foto: AP
Makanan jepang. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia (PHRI) menyatakan makanan yang disajikan di seluruh restoran Jepang yang beroperasi di Indonesia bebas dari radiasi nuklir. Secara umum PHRI belum menerima laporan adanya bahan baku restoran yang diimpor dari Jepang tercemar radiasi nuklir, kata Ketua Umum PHRI DIY, Istidjab di Jakarta, Sabtu.

"Masyarakat tidak perlu khawatir makanan di restoran Jepang terkontaminasi radiasi nuklir, semua aman," katanya.

Pihaknya memastikan sebagian besar bahan makanan yang disajikan restoran Jepang di Tanah Air menggunakan bahan dasar lokal. Ia mencontohkan, bahan dasar utama masakan Jepang seperti udang, lobster, tenggiri dan tuna sebagian besar di beli di pasar lokal.

"Hanya sedikit yang impor langsung dari Jepang seperti daging Kobe, itupun saat ini dihentikan karena selain isu radiasi nuklir, juga daging tersebut tidak selalu tersedia karena harganya yang sangat mahal Rp800 ribu/kg," katanya.

Pihaknya mencatat meski saat ini gencar isu radiasi nuklir terutama untuk produk pangan asal Jepang, PHRI tidak menemukan indikasi adanya penurunan kunjungan di sejumlah restoran Jepang.

Jika pun ada, itu lebih karena awal tahun yakni Januari-Maret dari tahun ke tahun merupakan periode "low season".

Saat ini sejumlah negara seperti Amerika Serikat telah mengumumkan larangan impor makanan dari beberapa lokasi di Jepang. Hal itu dilakukan sebagai bentuk antiasipasi terhadap adanya kontaminasi radioaktif akibat bocoran radiasi di reaktor nuklir Fukushima, Jepang.

Melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), pemerintah AS mengeluarkan larangan dan peringatan terhadap semua jenis susu, produk susu, sayuran segar, dan buah-buahan dari beberapa daerah di dekat reaktor di antaranya prefektur Fukushima, Ibaraki, Tochigi, dan Gunma.

Langkah AS banyak diikuti negara lain yang khawatir mengkonsumsi produk makanan teradiasi nuklir.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement